Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Cara untuk Tidak Mulai Merokok

6 Oktober 2021   15:14 Diperbarui: 6 Oktober 2021   15:30 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berhenti merokok sebelum memulai. (Sumber: Myriams Fotos/Pixabay)

Ketimbang membahas tentang cara untuk berhenti merokok, bagaimana kalau kita bahas cara untuk tidak mulai merokok. Sebab, kalau sudah mulai merokok, biasanya akan kebablasan. Namun, untuk berhenti bukan urusan yang gampang.

Saya bukan perokok, saya tidak suka rokok. Namun, saya punya cukup bekal untuk bisa menulis soal yang satu ini.

Di rumah saya, almarhum bapak adalah satu-satunya yang pernah menjadi perokok. Adik saya yang laki-laki tidak pernah merokok. Sebabnya, ada satu hal yang diminta bapak kepadanya jika ingin mulai merokok. Apa itu? Nanti akan saya jelaskan.

Di tempat kerja, yang sebagian besar rekan kerja adalah kaum pria, rokok bukan barang asing. Apalagi jika mendekati deadline. Asap mengepul di mana-mana, meski sudah diperingatkan untuk tidak merokok dan sudah disediakan ruang khusus untuk merokok.

Tapi, bagaimana caranya bisa menulis di meja kerja, sembari merokok di ruang lain? Berarti semua piranti komputer harus disediakan juga di ruang merokok? Alhasil, mereka pun merokok di ruang kerja. Seandainya saja alarm asap di gedung tempat bekerja tidak dimatikan, bisa jadi alarm itu tidak berhenti berdering.

Bapak saya juga perokok yang setia. Saya tidak tahu pasti kapan beliau mulai merokok, namun sejak saya bisa mengingat, bapak sudah merokok. Bapak juga merokok saat "nongkrong" di WC. Katanya itu untuk menghilangkan bau.

Bahkan sampai sekarang, ketika saya sedang "setor", saya kadang masih mencium bau rokok yang pernah diisap bapak. Saya ceritakan itu kepada adik saya dan dia hanya mengatakan 'ah, itu pasti ada orang di luar yang kebetulan sedang merokok pas kamu setor'.

Wah, berarti orang itu, siapapun dia, pasti punya jadwal saya nongkrong. Sebab, saya sendiri tidak punya jadwal khusus untuk kegiatan itu. Sangat acak waktunya. 

Sampai sekarang saya tidak tahu mengapa saya bisa mencium bau asap rokok setiap kali sedang "setor".

Ah, kita kembali saja ke topik awal.

Saya ingat bapak pernah mengatakan bahwa eyang papi -- sebutan kami untuk ayahnya bapak -- hanya mengizinkan anaknya untuk merokok jika sudah punya penghasilan sendiri. Tidak ada uang dari  orang tua untuk dibelikan rokok.

Mungkin bapak mulai merokok sejak mulai bekerja. Yang penting 'kan sudah punya penghasilan sendiri...jadi merokok tidak dilarang.

Karena bapak saya mendengarkan apa yang dikatakan bapaknya, meski hasil akhirnya adalah tetap saja merokok, maka bapak pun meneruskan petuah itu kepada adik saya.

Agaknya, adik saya tidak pernah punya niat untuk merokok, setahu saya. Ketika sudah benar-benar punya penghasilan sendiri, adik saya tetap tidak punya keinginan untuk mulai merokok. Jadi, saat ini, tidak ada satu orang pun di rumah yang merokok.

Bapak saya sebenarnya bisa berhenti merokok kapan saja. Terbukti, ketika ia sudah sadar bahwa dirinya mulai menua, dia berhenti merokok begitu saja. Tidak ada rencana, tidak ada tanda-tanda kecanduan, tenang-tenang saja. Tiba-tiba suatu hari bapak tidak merokok hingga harinya meninggal.

Mungkin sudah menjadi niat bapak untuk berhenti merokok pada usia tertentu? Bapak tidak pernah mengatakannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun