Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengenang Jose Antonio Reyes

2 September 2021   19:52 Diperbarui: 3 September 2021   17:15 3955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jose Antonio Reyes, ketika jumpa penggemar di Jakarta pada 2010. (Sumber: Koleksi pribadi)

Reyes, sekali lagi, tidak masuk dalam tim nasional Spanyol yang dibawa oleh pelatih Vicente del Bosque ke Afrika Selatan. Ketika itu, Reyes sedang menjadi pemain Atletico Madrid.

Dua tahun sebelumnya, pada Piala Eropa 2008 di Austria-Swiss, pelatih Luis Aragones tidak memasukkan nama Reyes. Aragones lebih memilih David Silva dan Santi Cazorla sebagai pemain sayap.

Karena tidak berangkat ke Afsel, alhasil Reyes  diundang sebagai tamu pada acara nonton bareng Piala Dunia 2010 di Indonesia dan saya ditugaskan untuk meliputnya. Acara nobar itu digelar di empat kota, yaitu Yogyakarta, Medan, Bandung, dan Jakarta sebagai penutup.

Partai-partai yang dipilihkan pun yang melibatkan Spanyol di dalamnya. Dan, entah mengapa, mungkin firasat, Spanyol bisa menjadi juara di Afrika Selatan. Reyes, meski kecewa karena tidak masuk skuat, akhirnya bisa senang juga.

Saya berusaha untuk berbincang sejenak, tapi rupanya jadwal Reyes begitu padat. Bahkan tidak ada sesi wawancara khusus. Oh well...

Terlebih lagi saya mengalami insiden. Ketika berangkat dari Yogya menuju Medan, petugas check-in, atau siapa pun yang bertugas ketika itu, salah memasang label. Seharusnya koper saya juga ikut berangkat ke Medan, malah diberi label untuk penerbangan ke Manado. Ada singkatan khusus untuk tiap kota tujuan yang terdiri dari 3 huruf di label tersebut. Saya lupa apa singkatannya, namun Medan dan Manado punya singkatan yang sama sekali tidak mirip.

Mood saya langsung kacau ketika tahu koper saya berangkat ke Manado. Saya baru tahu ketika saya tiba di Bandara Polonia. Saya lama menanti di conveyor belt. Koper saya tidak muncul juga. Setelah konsultasi dengan pihak penerbangan murah sejuta umat, ternyata koper saya ada di Manado. Walah.

Liputan di Medan pun jadi kacau. Saya tidak berani memakai ponsel saya berlama-lama, karena charger ada di koper yang melanglang buana. Tapi, terus terang konsentrasi jadi kacau. Lha soalnya saya harus belanja macam-macam, termasuk baju. Belanja jelas bukan rencana.

Tapi, jangan khawatir, setiba di Jakarta, saya berhasil mendapatkan koper saya kembali dan itu menjadi awal dari keberuntungan.

Saya berangkat ke Bandung dengan harapan saya bisa bertemu sejenak dengan Reyes. Itulah yang terjadi. Pada masa istirahat antar pertandingan, saya bertemu dengannya.

Saya sudah siap dengan bahasa Inggris, soalnya saya yakin Reyes bisa berbahasa Inggris, karena pernah bermain di Arsenal. Namun, ternyata saya tak perlu khawatir. Saya tetap berbicara dengan bahasa Indonesia, Reyes menjawab dengan bahasa Spanyol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun