Segala pertanyaan yang diawali dengan "bagaimana kalau saya..." langsung bertebaran. Dan, tidak ada yang bisa menjawabnya. Sebab, dia pun tidak tahu jawabannya.
Tariklah napas panjang dan lepaskan. Ulangi dua atau tiga kali sampai diri benar-benar tenang. Pikirkan apa yang menimbulkan cemas dan mulai berpikir rasional.Â
Jika tidak benar-benar yakin apakah tubuh mampu menerima vaksin, baik memiliki penyakit komorbid atau tidak, maka carilah pendapat orang lain. Yang paling aman adalah menemui dokter.
Sedapat mungkin temuilah dokter yang selalu menjadi tempat berkonsultasi, sehingga sang dokter tahu persis dengan kondisi tubuh.
Setelah yakin bahwa tubuh siap menerima suntikan vaksin, maka persiapkan diri untuk berangkat ke pusat vaksin pilihan.Â
Karena biasanya pusat vaksin harus didatangi sejak pagi untuk mengantri, maka persiapan harus dimulai pada malam sebelumnya.
Persiapkan semua yang harus dibawa. Dokumen, masker cadangan, baju yang akan dipakai, sampai botol berisi air minum. Siapkan segalanya.
Sebisa mungkin semua sudah siap, sehingga pada pagi harinya, rasa cemas tidak timbul. Bisa sarapan dengan tenang. Tidak terburu-buru.
Kalaupun setelah vaksinasi, tubuh dirasa agak bergejolak, maka boleh saja muncul rasa cemas. Namun, sudah pasti akan ada "bekal" yang diberikan oleh dokter di pusat vaksinasi. Apa saja yang harus dilakukan jika badan terasa demam, obat apa yang sebaiknya dikonsumsi. Obat mana yang jangan dikonsumsi.
Jika cemas, apalagi lantas panik, maka semua "bekal" tadi akan melayang. Cemas akan datang bertubi-tubi.
Akan tetapi, cobalah untuk selalu menggunakan akal sehat. Dalam hal apa pun, terutama ketika cemas melanda.