Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cara Sederhana Menghargai Orang Lain

25 Juni 2019   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2019   12:58 3490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada istilah, 'Mata adalah jendela hati'. Seseorang yang pandai menilai karakter orang, biasanya bisa menilai bagaimana sifat atau menebak apa yang ada di pikiran seseorang saat melihat matanya. Saat berbicara, usahakan kita menatap mata lawan bicara. Melakukan kontak mata saat berbicara dengan orang lain juga berarti kita menghargai lawan bicara kita. Menatap lawan bicara juga bisa berarti kita membuka diri untuk menjalin relasi dengan seseorang.

4. Tepat Waktu
Di beberapa negara lain, budaya tepat waktu sangat dijunjung tinggi di mana frasa 'time is money' masih berlaku. Beda dengan di Indonesia yang agak memaklumi bahkan membiasakan kebiasaan terlambat. "Biasalah, jam karet. Bilang jam 10 tapi maksudnya jam 11".

Saya pribadi tidak suka dengan kebiasaan 'jam karet' ini, meskipun bukan berarti saya tidak pernah sekalipun terlambat dari waktu yang disepakati atau ditentukan.

Ilustrasi: fireuptoday.com
Ilustrasi: fireuptoday.com
Sekadar contoh saja, saya sebagai halak (orang) Batak yang sering ikut acara adat Batak, sering kali mengalami fenomena 'jam karet' ini. Misalnya ketika ikut arisan keluarga atau acara lain yang sifatnya semi-formal.

Meskipun acara-acara semacam itu diadakan saat hari libur, bukan berarti seseorang tidak punya kesibukan atau rencana lain. Maka ketika seseorang pamit lebih cepat (padahal aslinya acaranya yang mulai terlambat), malah dikira sok sibuk atau tidak menghargai para tamu atau tuan rumah. Well, memang tidak semua orang Batak seperti itu sih, tapi beberapa kali pernah saya alami.

Bagi saya, etika tepat waktu adalah salah satu cara untuk menghargai orang lain. Kita tidak akan pernah tahu kesibukan apa yang sedang dihadapi seseorang. Maka jika kita hadir terlambat dari waktu yang sudah disepakati (apalagi tanpa memberi kabar), kita pasti membuat orang tersebut kesal. Di saat mereka sudah meluangkan waktunya, tapi kita seenaknya membuang waktu mereka.


"Yailah, telat lima menit doang sampe marah gitu. Tau sendiri jalanan di Jakarta macet kayak apa". Itulah respon yang biasa dilontarkan seseorang yang terbiasa terlambat. Justru, jika kita sudah tahu jalanan Jakarta yang tidak bisa diprediksi, paling tidak tunjukkan niat baik kita dengan berangkat lebih awal. Jadi jangan sengaja cari-cari alasan untuk memaklumi kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik.

Dan yang paling penting, jika kita sudah bisa memprediksi bahwa kita akan terlambat, jangan lupa memberi tahu pada teman atau rekan janjian kita supaya mereka merasa dihargai dan tidak ditelantarkan. 

5. Tidak Melupakan Nama
Saat bertemu seseorang pertama kali, apalagi jika dalam konteks pekerjaan atau bisnis, usahakan kita mengingat wajah dan nama orang yang pertama kali kita temui. Dengan demikian, jika ada kesempatan kedua bertemu dengan mereka, kita bisa lebih akrab dan komunikasi lebih mudah terjalin.

Coba, apa yang kamu rasakan ketika namamu diingat oleh orang lain yang kamu idolakan atau kamu hormati setelah pertemuan pertama? Saya sih merasa sangat tersanjung. "Ya ampun, gak nyangka ternyata dia inget gue!". Ya, orang akan merasa lebih dihargai dan diperhatikan ketika nama mereka diingat.

Meski demikian bagi sebagian orang, mengingat nama dan wajah orang yang baru pertama kali ditemui bisa jadi merupakan suatu hal yang sulit. Saya termasuk diantaranya, terutama dalam mengingat wajah. Namun saya berusaha demgan mengingat paling tidak nama dan ciri khas dari penampilan mereka. Hal itu lebih memudahkan saya dalam mengenali seseorang yang baru sekali saya temui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun