Mohon tunggu...
Irmina Gultom
Irmina Gultom Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker

Pharmacy and Health, Books, Travel, Cultures | Author of What You Need to Know for Being Pharmacy Student (Elex Media Komputindo, 2021) | Best in Specific Interest Nominee 2021 | UTA 45 Jakarta | IG: irmina_gultom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Menjadi Lektor Memberi Saya Banyak Pelajaran tentang Membaca

1 November 2017   17:37 Diperbarui: 1 November 2017   21:17 3929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi komentar "Membaca seperti berkumur-kumur" pun tidak akan terucap dari para pendengar. Bila sampai terjadi salah baca, mengulang kata pun tidak masalah. Bagaimanapun, salah baca adalah suatu hal yang lumrah. Tapi jangan sampai terlalu sering juga.

Ilustrasi: personalitytutor.com
Ilustrasi: personalitytutor.com
3. Membaca dengan Hati

Maksudnya memang bukan membaca dalam hati sih. Tapi membaca dengan sungguh-sungguh. Tidak begitu berbeda dengan poin pertama tadi. Namun ketika kita membacakan suatu dialog, kita perlu memposisikan diri pada karakter-karakter dalam dialog tersebut. Mirip mendongeng gitu deh. Bagi yang orangtuanya sering membacakan cerita sebelum tidur, pasti tahu seperti apa.

4. Kontak Mata

Nah, ini dia yang biasanya paling susah. Kontak mata! Gak mungkin dong saat kita membacakan sesuatu, kepala kita menunduk terus. Berdiri dan berbicara di hadapan umum bukan sesuatu hal yang mudah kita lakukan begitu saja. Rasa gugup bisa menerjang tiba-tiba dan membuat kita tiba-tiba merasa mulas, berkeringat dingin hingga gemetar sampai kita tidak sanggup berkata apa-apa. Serem gak tuh. 

Sama seperti halnya public speaking, kita membutuhkan mental yang kuat ketika ada puluhan bahkan hingga ratusan pasang mata menatap kita dan menunggu kita berbicara. Dan hal ini bisa kita kuasai bila terus berlatih. Kontak mata dengan audiens perlu kita lakukan untuk menarik fokus mereka kepada kita. Kontak mata juga merupakan suatu cara supaya audiens bisa yakin dengan apa yang akan mereka dengarkan. Mungkin Anda sering mendengar tips ini, bagi para pemula bisa dimulai dengan menatap 5 cm di atas kepala audiens.

Ilustrasi: virtualspeech.com
Ilustrasi: virtualspeech.com
5. Terbuka terhadap Setiap Kritik dan Saran

Jadilah orang yang berlapang dada dengan setiap kritik dan saran dari orang lain. Dengan begitu, kita tahu kekurangan kita sehingga bisa memperbaiki kesalahan kita. Terbuka terhadap kritik dan saran adalah suatu bentuk belajar. Memang tidak semua kritik bertujuan memotivasi, oleh sebab itu kita berhak untuk hanya mendengarkan kritik yang sifatnya membangun. Dan bila ada yang memuji, tetaplah rendah hati dan jangan lupa ucapkan terima kasih.

Bagaimana dengan kamu, punya pengalaman membaca untuk orang lain? Share di komentar yah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun