Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Serbuan Budaya Asing dan Takutnya Orangtua

9 Desember 2018   10:01 Diperbarui: 9 Desember 2018   12:39 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: ivoox.com

Tak mungkin kita berharap dunia akan menjadi tempat yang ramah sebagai tempat anak-anak kita bertumbuh. Sebab itu mustahil. Beres dengan gempuran budaya nganu, akan ada fenomena baru lagi, yang membuat kita panik dan berteriak.

Anda tidak lelah?

Heboh film "The Raid" tahun 2012 yang katanya ndak cocok ditonton keluarga, ya eyaaalaaah, menurut ngana, rating film fungsinya buat apa? Stiker lucu-lucuan?

Sekarang soal K-Pop. Sayapun agak terguncang dengan kenyataan ini, sebab ternyata di mata anak muda, definisi kegantengan seorang lelaki itu sudah sangat jauh bergeser. Mengenai musiknya, saya tak paham; barangkali memang yang seperti itulah yang mereka sukai zaman sekarang.

Soal cara berpakaian mereka yang seksi-seksi (girlband-nya berarti ya), bukankah banyak penyanyi lainnya, bahkan penyanyi Indonesia yang juga melakukan hal yang sama?

Jika Anda agak emosi membaca ini, tahan dulu. Saya tidak hendak membuat justifikasi dengan mengatakan bahwa hal yang demikian itu wajar.

Saya pun orangtua, dari empat anak, yang masih harus terus update dengan masalah kekinian. Pun begitu, saya melihat budaya KPop ini sama dengan budaya barat yang dulu menggempur sejak saya remaja.

Saya sampai harus ikut menonton beberapa video klip KPop, untuk tahu "apa sih yang bikin mereka suka", dan saya tetap gagal paham. Sampai akhirnya di rumah, kami sering membicarakan tentang suka duka para idol menggapai impiannya menjadi Boyben atau girlben. Ternyata sangat menarik, kapan-kapan saya cerita, deh.

Soal anime, komik, Webtoon, hallyu, otaku, wibu, dan lain-lain ... adalah sekian kosa kata baru yang terpaksa saya lahap dan saya cari dan baca, sebab saya ingin tahu dunia macam apa yang sedang dihadapi anak-anak saya.

Intinya, gempuran budaya asing akan terus ada, Moms and Dads. Dan jika kita menganggapnya sebagai musuh, bukankah akan lebih baik jika kita mengetahui siapa musuh kita?

Most of the times, people are afraid of something that they do not know, and this is dangerous.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun