Mohon tunggu...
Irma Susanti Irsyadi
Irma Susanti Irsyadi Mohon Tunggu... -

hanya seorang pecinta kata-kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tenanglah Kaum Tertolak PPDB, Semua Sekolah Akan Favorit pada Waktunya

12 Juli 2018   22:44 Diperbarui: 13 Juli 2018   13:31 2456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: walcoo.net

tenor.gif
tenor.gif
Semoga Bapak Ibu diberikan ketabahan dan kesabaran. Anak-anak juga diberikan kebesaran hati. Dan semoga panitia PPDB ke depannya bisa bekerja lebih baik, terutama dalam hal akses data daring, sebab server PPDB beberapa kali sulit diakses orang tua.

*ga flash sale, ga pilkada, ga PPDB, server pasti down*

Ke depannya, ada yang lebih penting dari ini. Pelajaran yang mungkin pahit di lidah, namun nampol di kepala (apaseeh).

Mengubah mindset orang tua di tahun-tahun mendatang.

Jreeeeng!

(slumband.blogspot.com)
(slumband.blogspot.com)
Jauh sebelum zaman Amy Search wara-wiri sambil nyanyi Isabella, para orang tua di Jawa Barat, khususnya, sudah melabeli sekolah favorit dan sekolah biasa. Pelabelan bukan terjadi atas wangsit dari membaca garis tangan tentunya, melainkan dari prestasi sekolah bersangkutan, dan kualitas lulusan.

"Belajar di sekolah favorit itu beda rasanya! Motivasi belajarnya tinggi, kompetisi sehat terus-menerus ada, penting!" ujar seseorang yang dituangkan pada kolom komentar.

Oh iya, tentu saja, semua orang tahu itu. Anak-anak yang masuk sekolah favorit itu kan nilainya tinggi-tinggi, ga mungkin pas masuk, pengennya main sulap. Tentu mereka suka belajar, dan menciptakan kondisi belajar yang kondusif. Belum soal wawasan. Anak-anak di sekolah favorit biasanya punya wawasan yang lebih, sebab mereka punya akses lebih banyak, sebab sekolah-sekolah jenis ini biasanya terletak di dekat pusat kota, bukan nyungsep di wilayah termarginalkan, di sebelah kebun Jagung.

Akses terjangkau, etos belajar terbentuk, wawasan luas, wajar lah kiranya jika anak-anak ini kemudian juga diterima di perguruan tinggi yang bergengsi. PTN nganu dan ngonoh. Paling banter PTS apalah, yang akreditasi sebagian besar jurusannya A.

Oh tunggu, dulu.

Si anak-anak di wilayah termarjinalkan ini, apakah semuanya juga nyungsep otaknya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun