Mohon tunggu...
irmanda nyoman
irmanda nyoman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita bagi Indonesia Lebih Baik

Menyampaikan aspirasi dan gagasan demi kebaikan setiap wanita dan kaum marjinal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketahui Cara Kerja Lembaga Survei agar Tidak Tertipu Survei Elektabilitas Abal-Abal

14 September 2021   10:39 Diperbarui: 14 September 2021   10:43 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pexels.com

Wildan menjelaskan bahwa proses kerja lembaga survei elektabilitas berlangsung secara bertahap dan berjenjang. Bertahap artinya, prosedur survei yang harus dijalankan oleh lembaga survei pada saat hendak melakukan survei ke lapangan. 

Sementara berjenjang artinya, melihat banyak orang dari level pusat biasanya di Jakarta hingga ke petugas lapangan. Tahap awal dimulai dari penetapan instrumen survei. Instrumen ini adalah kuesioner yang berisi sekian daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden. Tahap berikutnya adalah menentukan cakupan lokasi survei dan jumlah responden yang akan dicuplik.

 "Dalam survei elektabilitas, penentuan jumlah responden per provinsi ini bisa menjadi urusan yang pelik. Biasanya, data awal yang digunakan adalah jumlah Daftar Pemilih Tetap atau DPT. Dari DPT itulah, tim survei akan menghitung berapa banyak responden yang akan ditargetkan untuk ditemui," terang Wildan.

Dia menyebut, setiap provinsi memiliki jumlah DPT yang berbeda-beda. Untuk provinsi yang DPT-nya besar, maka secara otomatis jumlah respondennya akan lebih besar dibandingkan provinsi yang DPT-nya kecil. 

Jadi, lanjut Wildan, jumlah responden per provinsi adalah sekian persen dari jumlah DPT. Setelah urusan menghitung responden selesai, tim survei akan harus menentukan sebaran responden yang akan ditemui. 

"Semisal untuk Jatim, di sana ada 38 kabupaten dan kota. Muncul pertanyaan; apakah responden yang hendak ditemui harus mewakili ke-38 kabupaten dan kota yang ada di Jatim. Atau cukup responden yang tinggal di Jawa Timur bagian barat. Hal-hal teknis ini jarang diketahui oleh publik," kata dia.

 Selanjutnya, tim survei akan melatih pada surveyor yang akan bertugas untuk bertemu dengan para responden. Pelatihan diperlukan agar para surveyor bisa dengan baik menggunakan kuisioner saat mewawancarai responden. Setelah para surveyor menjalankan tugasnya, data dikirimkan dan dikoding oleh tim manajemen data. Pasca diolah, barulah hasil survei dipublikasikan.

 Dalam survei elektabilitas, lembaga survei akan mengukur tiga aspek pada figur atau tokoh politik yang hendak dihitung tingkat keterpilihannya. Aspek pertama yang diukur adalah awareness. Aspek kedua adalah likeability atau tingkat kesukaan publik terhadap si tokoh politik. Ketiga adalah electability atau tingkat keterpilihan.

"Dalam mengukur elektabilitas ini, biasanya surveyor mengajukan pertanyaan sebagai berikut; jika besok dilaksanakan Pilpres, siapa nama yang akan Anda pilih sebagai presiden Republik Indonesia mendatang? Sebelumnya, surveyor akan menyebutkan deretan nama-nama tokoh politik yang dinilai punya kans atau peluang maju sebagai capres atau cawapres," kata Wildan.

 Kenali lembaga-Lembaga Survei yang Terdaftar KPU yuk!

 Tahu pesta rakyat masih jauh dipelupuk mata, namun berbagai survei elektabilitas calon presiden sudah mulai bermunculan. Dengan mengusung hasil beragam, survei elektabilitas calon presiden ini cukup efisien untuk dijadikan alat penggiring opini masyarakat untuk melirik kepada salah satu tokoh yang berlaga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun