Mohon tunggu...
Irma Dwi Maghfiroh
Irma Dwi Maghfiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa PPG Prajabatan UAD

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Self Control untuk Mengurangi Perilaku Bullying

19 Juli 2022   07:58 Diperbarui: 19 Juli 2022   09:15 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan aspek penting yang berpengaruh perkembangan dunia, karena peningkatan sumber daya manusia merupakan tanggung jawab utama pendidikan. Hal ini dipengaruhi faktor globalisasi dan teknologi yang semakin hari semakin maju. Pengaruh kemajuan teknologi informasi dan perubahan nilai sosial harus diperhitungkan dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan individu-individu yang berkualitas dalam berbagai ha (Mustari & Rahman, 2014). 

Fenomena perilaku bullying di institusi pendidikan atau sekolah saat ini sangat mengkhawatirkan. Perilaku Bullying selalu meningkat dan sudah diakui sebagai masalah yang penting dan mempengaruhi para siswa di lingkungan sekolah (Killion & Culpepper, 2019). Bullying diartikan sebagai perilaku menyimpang dengan di salah gunakan untuk menekan individu yang lemah atau tidak berdaya dan dilakukan lebih dari satu kali oleh individu atau sekelompok individu (Ph et al., 2020).

Perilaku bullying dari waktu ke waktu terus menghantui anak-anak Indonesia. Perilaku bullying yang sering dijumpai yaitu kasus senioritas atau adanya intimidasi dari seniornya terhadap juniornya. Perilaku bullying yang dilakukan oleh senior ke juniornya dilingkungan sekolah masih banyak ditemui dan menjadi perhatian disetiap kalangan. Faktor dari perilaku bullying tersebut didasari karena faktor keluarga, sekolah dan lingkungan sekitar (Lohy & Pribadi, 2021). Remaja harus diberikan bekal pendidikan kesehatan agar siswa mampu melawan perilaku bullying (Ph et al., 2020).

Perilaku bullying merupakan salah satu perilaku yang dilakukan oleh individu secara berulang kali terhadap individu lain yang terjadi dilingkungan sekolah (Nurlia and Suardiman, 2020). Perilaku bullying yang saat ini sering terjadi disekolah yang membuat keprihatinan semua kalangan. Sekolah yang merupakan sarana untuk belajar, sarana untuk mendidik dan membentuk karakter individu justru menjadi tempat dengan kasus pembullyan terbanyak.

Perilaku bullying ada empat jenis yaitu yang secara verbal meliputi memanggil dengan julukan yang tidak baik, menghina, memfitnah. Perilaku bullying secara fisik meliputi memukul, mendorong, mencubit, memalak dan yang lainnya. Perilaku bullying secara relasional atau memutuskan pertemanan sosial, meliputi perilaku bullying ini yaitu mengejek dengan tawa, melihat dengan mata sinis, mencibir, mengucilkan. Perilaku bullying secara elektronik yang biasa dilakukan menggunakan handphone  melalui media sosial chat wa, sms bahkan juga sudah merambah ke akun media sosial instagram ataupun facebook (alkan et al., 2019). Perilaku bullying terlihat jelas membawa dampak negatif pada korban yang dapat mengakibatkan atau berdampak pada individu seperti malu bertemu banyak orang, depresi, tidak mau berangkat sekolah, ada pula yang terluka secara fisik bahkan sampai ada yang ingin bunuh diri (Samsudi & Muhid, 2020).

Perilaku bullying terjadi karena beberapa faktor, faktor lingkungan, faktor keluarga, sekolah, media sosial internet (Antoni & Gusti, 2020). Hasil penelitian Tumon (2014)  menunjukan faktor keluarga yang menyebabkan munculnya perilaku bullying karena keadaan orang tua yang sering bertengkah, kedua orang tua tinggal dalam saat rumah. Pola asuh orang tua juga berpengaruh munculnya perilaku bullying. Orang tua dalam mendidik anak secaara otoriter dengan kecenderungan memberikan hukuman secara fisik ketika membuat kesalahan yang menyebabkan anak menjadi marah dan melampiaskannya diluar rumah.

Sekolah juga berpengaruh pada munculnya perilaku bullying pada individu. Lingkungan sekolah berpengaruh akan munculnya perilaku bullying karena kurangnya pengawasan terhadap kejadian bullying dan bullying tersebut terjadi di tempat-temppat yang kurang pengawasan dari guru (Nugroho et al., 2020). Rasa aman nyaman dan merupakan dasar tercapainya akademik siswa, sehingga jika hal tersebut tidak ada makan akan memunculkan tingkah laku anti sosial seperti salah satunya yaitu perilaku bullying (Yusuf et al., 2012). Perilaku bullying melalui media atau yang sering di sebut cyberbullying yang sering terjadi yaitu melalui media sosial karena dengan menggunakan media sosial terdapat fitur menyembunyikan sampai memalsukan identitas. Karena melalui media sosial informasi dapat tersebar secara luas, memiliki fitur yang bisa menanggapi dan memberi yang masukan yang menyebabkan munculnya perilaku bullying (Hidajat et al., 2015). 

Self control atau kontrol diri memiliki hungungan erat terhadap munculnya perilaku bullying. Aspek self control atau kontrol diri yang terdiri dari tiga kategori yaitu Behavioral Control, Cognitif Control dan Decisios Control (Averill, 1973). Self control juga berhubungan erat dengan keterampilan emosi. Keterampilan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi dirinya, katahanan diri dalam menghadapi kegagalan, pengendalian emosi serta menunda kepuasan dan mengatur keadaan perasaanya. Melalui keterampilan emosional ini sesorang mampu menempatnya emosinya secara tepat dan mampu memilah suasana hatinya (Thalib, 2010). Pada kenyataannya masih banyak siswa yang masih belum bisa mangatur self controlnya atau belum mampu secara baik mengontrol dirinya. Terkadang mereka melakukan bullying karena faktor dari luar bukan dari dirinya sendiri, seperti ikut-ikutan teman-temannya, terpengaruh akan berita atau cerita yang didapatkan oleh temannya.

Hal ini tentunya berkaitan erat dengan aspek-aspek dari self control, dimana dalam aspek self control seperti kontrol perilaku diharapkan individu mampu mengontrol perilakunya, mengubah atau mengenyampingkan respon guna mengalihkan gangguan atau pengaruh-pengaruh yang tidak di inginkan. Kontrol kognitif dimana individu diharapkan mampu mengolah informasi-informasi yang didapatkan, hal ini yang paling sering terjadi dimana individu mendapat informasi yang belum jelas kebenarannya namun mereka sudah terpengaruh salah satunya dengan melakukan tindakan bullying tersebut. Kontrol dalam mengambil keputusan juga tidak kalah penting dimana individu diharapkan mampu memilih atau mengambil suatu tindakan berdasarkan sesuatu yang dia yakini untuk menentukan pilihan.

Ciri-ciri seseorang yang mampu mengontrol diri/ self control salah satunya dia mampu mengontrol perilakunya yang ditandai dengan mencegah atau menjauhi situasi atau keadaan yang tidak di inginkan. Mampu mengendalikan emosinya karena self control berkaitan erat dengan emosi. Mampu memikirkan konseskuensi yang akan terjadi ketika memilih atau melakukan suatu tindakan. Selain itu ciri-ciri individu memiliki kontrol diri yang bauk yaitu individu tersebut memiliki kesiapan dalam berbuat atau berperilaku sesuai norma, adat dan nilai-nilai agama. Sehingga pentingnya self control untuk mengendalikan tingkah lakunya seperti perilaku bullying. Menjadi tugas guru BK untuk bisa memberikan layanan pada siswa guna meningkatkan self control siswa. Self control menunjukan  pengaruh terhadap penurunan perilaku bullying (Damayanti, 2019).

Meningkatkan self control siswa bisa dilakukan dengan berbagai cara menerapkan 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun) yang hampir disetiap sekolah sudah menjadi semboyan guru. Guru BK bisa terus berkoordinasi dengan orang tua saling memberikan informasi agar tau perkembangan anak dan bisa berkolaborasi dengan sekolah untuk bisa mengadakan kegiatan-kegiatan keaagamaan sebagai upaya untuk meningkatkan self control siswa. Memberkan contoh atau teladan yang baik juga mempengaruhi tingkat self control siswa. Oleh karena itu self control sangan penting untuk mampu mengurangi perilaku bullying di lingkungan pendidikan.

Penulis Sebagai Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Ahmad Dahlan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun