Mamak Mertua sangat mendambakan kehadiran cucu. Umur pernikahan Minar dan Sahat yang sudah mencapai angka delapan tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda kehadiran anak, membuat Mamak Mertua kelabakan bak kebakaran jenggot.
Aku: Pokoknya Inang nggak perlu ikut. Nggak ada orangtua ikut-ikutan ke dokter, apalagi dokter fertilitas (superjudes pakai cabe sekilo mode on)
Mamak Mertua: Pokoknya ini urusanku juga. Titik. Urusan cucu dan segala bentuk keturunan berarti urusanku juga. Zaddi aku harus ikut. (hal 88)
Dan Minar pun makin dibuat jengkel dengan sikap Sahat. Tiap kali Minar berseteru dengan Mamak Mertua, Sahat yang sepertinya bergaya netral, justru sebenarnya lebih condong ke arah Mamak Mertua.
Masih banyak cerita keseruan  dan kehebohan gegara Mamak Mertua. Misalnya dalam kisah di bab 7, ketika beliau menemukan 'barang penting' milik Minar. Barang penting apa ya?
Rupanya Mamak Mertua satu ini juga tak kalah kekinian. Beliau membuat akun Facebook, yang tentu saja, menambah huru-hara di hidup Minar dan Sahat.
Coba tebak, bagaimana reaksi dan perasaan Sahat kalau mendapat status seperti ini di dinding Facebooknya.
"Ingat kata doctor, rokok bisa mambunuh spermamu. Zadi setop marisapkau. Habis nanti sperma-mu. Mate ma hita"
Salah satu kelebihan dari novel ini adalah pada gaya bahasa yang digunakan penulis. Dituturkan dengan gaya bahasa yang sederhana, blak-blakan khas Batakers, dan apa adanya membuat novel ini terasa hidup. Pembaca akan dengan mudah mendapat gambaran bagaimana gerak gerik, ekspresi, dan emosi dari para tokohnya. Tak perlu kuatir dengan banyaknya istilah dalam Bahasa Batak, karena novel ini dilengkapi dengan catatan kaki lengkap yang memuat arti untuk masing-masing istilah.
Kelebihan lain dari novel ini justru dari temanya yang sederhana yaitu tentang kehidupan sehari-hari sebuah rumah tangga. Yang mungkin juga dialami kebanyakan orang. Namun di tangan penulis, 15 kisah sederhana ini diramu dengan apik dalam humor yang segar.
Dalam novel ini, penulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Alur cerita yang digunakan adalah alur progresif (maju). Pembaca akan digiring dari babak awal Minar dan Sahat sebagai pasangan pengantin baru yang masih tinggal di rumah Mamak Mertua hingga memasuki sembilan tahun pernikahan mereka.