Makna kaya yang sesungguhnya adalah merasa cukup dan puas dengan apa yang dimiliki, dan selalu bersyukur, semuanya harus dilatih dan berproses. Sedangkan orang yang tidak pernah puas dan selalu rakus mencari tambahan, meskipun hartanya berlimpah, sungguh inilah makna kemiskinan yang sesungguhnya, karena kebutuhannya tidak pernah tercukupi.
Hal ini menunjukkan makna bahwa sikap spritual harus diprioritaskan di atas sesuatu yang bersifat material (benda). Banyak orang yang memiliki harta melimpah yang hidupnya dihantui rasa ketidaktenangan, rasa waswas, dan rasa lainnya, sehingga membuat hidupnya tidak bahagia. Padahal kekayaan selalu diidentikkan dengan kebahagiaan, tapi betapa banyak orang kaya yang tidak bahagia.
Kekayaan sesungguhnya berpusat pada jiwa (sikap spiritual), jiwa yang penuh keimanan dan keridhoan atas segala ketentuan Allah, Jiwa yang berusaha untuk selalu bersyukur atas semua nikmat dan anugrah yang diberikan Allah. Sikap-sikap tersebut akan melahirkan qana'ah (selalu merasa cukup dengan rezeki yang diberikan Allah) dan kepuasan batin.
Berusaha/bekerja untuk mengejar rezeki itu perlu, optimisme juga perlu, namun perlu juga dibarengi dengan sikap spiritual (ada keseimbangan ikhtiar lahir batin). Karena kekayaan (hakiki) bukanlah tentang banyaknya harta, tapi kekayaan jiwa (hati yang merasa cukup).
# Kuat tanpa tentara
Kuat tanpa tentara memiliki arti bahwa kita haruslah menjadi orang yang berani bertanggungjawab, berani menghadapi siapapun/permasalahan apapun tanpa mengharapkan bala bantuan dari orang lain, berani untuk tidak mudah terhasut/ikut-ikutan dengan pilihan orang lain yang belum tentu merupakan kebenaran, berani untuk berbeda pilihan selama kita tetap di jalur yang benar (kebenaran) meski terkadang sendirian.
Kita yakin pada kemampuan diri sendiri, dengan selalu bersandar kepada Allah dan kebenaran-kebenaranNya.
# Menang tanpa halangan
Jika kita bisa memegang teguh dan mengamalkan dua poin di atas (kaya tanpa harta dan kuat tanpa tentara), maka yakinlah bahwa Allah SWT akan memberikan kemudahan atas semua masalah-masalah kita, Allah SWT akan membeikan kemuliaan kepada kita, Allah SWT akan menjadi kita sebagai pemenang atas masalah-masalah kita dengan mudah (tanpa halangan), dan harus kita yakini bahwa kemenangan itu diberikan oleh Allah SWT Yang Maha Kuat.
Sudah barang tentu, kita juga harus memiliki prinsip: "menang tanpa merendahkan, menghinakan atau mempermalukan". Maksudnya saat Allah memberikan kita kemenangan maka sudah sepatutnya kita berjiwa besar dan tidak sombong yang menjadikan si kalah tetap bisa menegakkan kepalanya tanpa mereka merasa dihinakan, sepatutnya kita juga menggunakan cara yang elegan tanpa mereka merasa dipermalukan.
Wallahu A'lam...
Penulis Receh, KBC-53