Mohon tunggu...
Ircham Arifudin
Ircham Arifudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Club (KBC-53): penulis receh sekaligus penikmat kopi tanpa gula

menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kaya Tanpa Harta, Kuat Tanpa Tentara, Menang Tanpa Halangan

25 Juli 2021   00:49 Diperbarui: 25 Juli 2021   01:18 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kehidupan ini, banyak orang di sekitar kita yang mendambakan kekayaan, kekuatan, dan kemenangan. Bagi yang mendambakan kekayaan, karena mindsetnya dengan kekayaan segala sesuatu bisa diraih dengan mudah. Bagi yang memimpikan memiliki kekuatan, barangkali mindset mereka dengan kekuatan yang dimilikinya maka ia dapat membuat/mewujudkan sesuatu dengan mudah. Dan kemenangan merupakan impian semua orang pada setiap kompetisi dalam kehidupannya.

Lalu seperti apa sih hakikat kekayaan, kekuatan, dan kemenangan itu?

Imam Nawawi al-Bantani telah mengulas hakikat ketiganya (kekayaan, kekuatan, dan kemenangan) dalam karyanya: Kitab Nashoihul Ibad. Dalam ulasannya, Rasulullah SAW pernah bersabda:

"Barangsiapa yang meninggalkan maksiat dan menggantinya dengan perbuatan yang baik, maka Allah akan menjadikan ia kaya tanpa harta, kuat tanpa bala tentara, dan menang (memuliakannya) tanpa halangan"

Maksud dari hadits Nabi SAW tersebut adalah: Orang yang (mampu) meninggalkan perbuatan maksiat yang mengakibatkan dirinya hina dan tercela, kemudian ia berbuat taat (berbuat kebajikan) ia akan menjadi manusia yang mulia karena Allah akan memberinya tiga sifat terpuji :

ia kaya tanpa harta, sebab mempunyai hati yang tenang walaupun tanpa kekayaan, atau mungkin ia diberi kekayaan tanpa usaha keras;

ia kuat tanpa tentara, diberi bantuan walau tak nampak siapa yg membantunya (mendapat kekuatan dari Allah SWT); dan

ia menang tanpa halangan, dapat mengalahkan situasi apapun tanpa bantuan orang lain (langsung mendapat pertolongan dari Allah), ia diberi kemuliaan walau tak seorang pun yang memuliakannya.

Hal tersebut, sejalan dengan filsafat jawa: "sugih tanpo bondho, ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake", yang artinya kekayaan tanpa didasari kebendaan, berjuang tanpa perlu membawa masa, menang tanpa merendahkan.

# Kaya tanpa harta

Makna kaya yang sesungguhnya adalah merasa cukup dan puas dengan apa yang dimiliki, dan selalu bersyukur, semuanya harus dilatih dan berproses. Sedangkan orang yang tidak pernah puas dan selalu rakus mencari tambahan, meskipun hartanya berlimpah, sungguh inilah makna kemiskinan yang sesungguhnya, karena kebutuhannya tidak pernah tercukupi.

Hal ini menunjukkan makna bahwa sikap spritual harus diprioritaskan di atas sesuatu yang bersifat material (benda). Banyak orang yang memiliki harta melimpah yang hidupnya dihantui rasa ketidaktenangan, rasa waswas, dan rasa lainnya, sehingga membuat hidupnya tidak bahagia. Padahal kekayaan selalu diidentikkan dengan kebahagiaan, tapi betapa banyak orang kaya yang tidak bahagia.

Kekayaan sesungguhnya berpusat pada jiwa (sikap spiritual), jiwa yang penuh keimanan dan keridhoan atas segala ketentuan Allah, Jiwa yang berusaha untuk selalu bersyukur atas semua nikmat dan anugrah yang diberikan Allah. Sikap-sikap tersebut akan melahirkan qana'ah (selalu merasa cukup dengan rezeki yang diberikan Allah) dan kepuasan batin.

Berusaha/bekerja untuk mengejar rezeki itu perlu, optimisme juga perlu, namun perlu juga dibarengi dengan sikap spiritual (ada keseimbangan ikhtiar lahir batin). Karena kekayaan (hakiki) bukanlah tentang banyaknya harta, tapi kekayaan jiwa (hati yang merasa cukup).

# Kuat tanpa tentara

Kuat tanpa tentara memiliki arti bahwa kita haruslah menjadi orang yang berani bertanggungjawab, berani menghadapi siapapun/permasalahan apapun tanpa mengharapkan bala bantuan dari orang lain, berani untuk tidak mudah terhasut/ikut-ikutan dengan pilihan orang lain yang belum tentu merupakan kebenaran, berani untuk berbeda pilihan selama kita tetap di jalur yang benar (kebenaran) meski terkadang sendirian.

Kita yakin pada kemampuan diri sendiri, dengan selalu bersandar kepada Allah dan kebenaran-kebenaranNya.

# Menang tanpa halangan

Jika kita bisa memegang teguh dan mengamalkan dua poin di atas (kaya tanpa harta dan kuat tanpa tentara), maka yakinlah bahwa Allah SWT akan memberikan kemudahan atas semua masalah-masalah kita, Allah SWT akan membeikan kemuliaan kepada kita, Allah SWT akan menjadi kita sebagai pemenang atas masalah-masalah kita dengan mudah (tanpa halangan), dan harus kita yakini bahwa kemenangan itu diberikan oleh Allah SWT Yang Maha Kuat.

Sudah barang tentu, kita juga harus memiliki prinsip: "menang tanpa merendahkan, menghinakan atau mempermalukan". Maksudnya saat Allah memberikan kita kemenangan maka sudah sepatutnya kita berjiwa besar dan tidak sombong yang menjadikan si kalah tetap bisa menegakkan kepalanya tanpa mereka merasa dihinakan, sepatutnya kita juga menggunakan cara yang elegan tanpa mereka merasa dipermalukan.

Wallahu A'lam...

Penulis Receh, KBC-53

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun