Mohon tunggu...
Ircham Arifudin
Ircham Arifudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Club (KBC-53): penulis receh sekaligus penikmat kopi tanpa gula

menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ismah dan Jakarta (Part 1)

4 Maret 2020   20:24 Diperbarui: 5 Maret 2020   01:50 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini (01/03) ga seperti biasanya bagi ismah, dia harus sudah siap sebelum kumandang adzan subuh. Hari ini dia & ibunya ikut saya ke jakarta menggunakan KAI Dharmawangsa jurusan surabaya-jakarta. Selepas shubuh, kami bertiga menuju stasiun Brebes diantar om Faiqul Anam. 

Sesampainya di stasiun saya langsung mencetak tiket (boarding pass) yang telah kami pesan beberapa hari sebelumnya.

Kereta datang sesuai jadwal jam 5:45 wib, meskipun kami tidak duduk dalam bangku yang sama (karena memang sudah gak ada bangku kosong yang sebaris) tapi tak mengapa lah, yang penting ismah & ibunya dapat bangku yang bersebelahan, asalkan nyaman pikirku.

Kereta mulai meninggalkan stasiun brebes, sejenak ku tatap wajah ismah yg masih agak sendu efek kurang tidur. Beberapa saat kami mulai menikmati bunyi laju kereta yg khas, entah berapa lama saya pun tertidur sampai sayup ada suara yang kudengar "Yah,,, ini udah nyampe mana, jakarta masih lama-kah?", perlahan saya membuka mata mencari sumber suara, ternyata ismah sudah berada di dekat telingaku & membisikkan pertanyaan tadi.

Mataku mulai menganalisa tempat yg dilalui kereta untuk menjawab pertanyaan Ismah, "baru nyampe Losari" jawabku. "Jakarta masih jauh?" tanyanya lagi, saya pun kembali menjawab "masih jauh, masih lama sayang...". Saya memprediksi akan ada kekecewaan di wajah ismah atas jawabanku, dia mulai menjauh dari bangku saya menuju bangku asalnya, kemudian dia berdiri diatas bangkunya sambil melompat kecil & berkata "Asyiiikkk,, ismah mau ke Jakarta..." beberapa kali dia mengucapkan kalimat yang sama dengan riangnya.

Ternyata prediksiku salah, bukan kekecewaan tapi justru kebahagiaan yang terpancar dari wajahnya. Ya, hari ini merupakan kali pertama ismah ke Jakarta dalam hidupnya, hampir 7 tahun usianya tak pernah melihat jakarta secara langsung. Kampungan banget ya, hehehe...

Hampir sepanjang perjalanan ada saja hal yang ismah tanyakan kepadaku maupun kepada ibunya, "Yah, di jakarta ada monas ya, monas itu segede apa sih?" tanyanya dengan penuh semangat. "Monas itu tinggi seperti ungur-ungur PG (cerobong asap di pabrik gula jatibarang)" jawabku memberinya ilustrasi, "brarti tinggi dong, ismah mau kesana Yah, mau lihat monas" katanya lagi.

Sejenak saya memandang istriku mencoba mengkompromikan jawaban untuk ismah, "Sayang,,, nanti kalo Ayah kerjanya pindah di jakarta, kamu sama ibu bakal sering ke monas" jawab istriku menenangkan ismah, lalu seutas senyum terpampang dari bibir mungil ismah. Saya pikir jawaban ibunya mampu membuat ismah puas, ternyata tidak, "kalo nanti ayah kerja di jakarta, ismah mau ikut Ayah di jakarta saja ya..." ujarnya lirih.

Makjleb, tembakan telak kembali dilontarkan ismah, Duh Gusti...aku harus jawab bagaimana, pikirku dalam hati. Memang untuk menjawab pertanyaan dr anak seusia ismah, kita tidak boleh asal jawab apalagi asbun. Memorinya sangat kuat, sehingga suatu saat dia akan menanyakan hal yang sama, jika kita memberikan jawaban yg berbeda, maka akan membuat keingintahuannya semakin besar. 

Saya coba mengalihkan suasana, saya ambil bekal yg dibawa dari rumah: roti tawar & skm, saya buatkan ala-ala sandwich gitu, lalu kusodorkan kepada ismah sambil berucap "Nih, makan dulu rotinya, kamu lapar kan?", diraihnya sandwich tersebut sambil menganggukkan kepala, lalu dimakan dengan lahap.

Tak terasa kereta sudah sampai di stasiun Jatinegara, kami bergegas untuk turun. Sesampainya di depan stasiun saya langsung menghampiri Abang Bajai, "Bang, ke BKN bisa? Berapa ongkosnya Bang?" tanyaku, "Lima puluh pak" jawabnya. Akhirnya kami menuju BKN di kawasan Cililitan dengan menggunakan bajai biru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun