Mohon tunggu...
Irhamna  Mjamil
Irhamna Mjamil Mohon Tunggu... Apoteker - A learner

Pharmacist | Skincare Enthusiast | Writer Saya bisa dihubungi melalui email : irhamnamjamil@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Simak, 3 Hal yang Keliru tentang Vaksin

16 Juni 2021   14:25 Diperbarui: 16 Juni 2021   14:41 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Gustavo Fring dari Pexels

Program vaksinasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah banyak yang berjalan tak sesuai rencana. Banyaknya berita hoaks yang beredar di masyarakat menambah sulitnya percepatan program vaksinasi. Vaksinasi sendiri memiliki peranan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh seseorang. 

Vaksin dan berita hoaks yang beredar di masyarakat. 

Ada banyak hoaks tentang vaksin yang beredar di masyarakat. Hoaks yang sempat beredar di masyarakat adalah vaksin dapat membuat kemandulan. Selain itu, penanaman chip di dalam vaksin menambah banyaknya orang yang ogah untuk divaksin. 

Ada juga hoaks yang beredar di masyarakat bahwa penerima vaksin hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun. Tentu saja ini membuat masyarakat takut untuk melakukan vaksinasi. 

Di era digital sangat sulit membendung berita hoaks yang beredar. Terlebih rendahnya literasi masyarakat Indonesia membuat banyak orang malas mencari tahu dan menerima mentah-mentah informasi yang beredar. Menurut saya pendidikan berperan penting dalam memberantas berita hoaks. Langkah pemerintah dalam memerangi berita hoaks tidak ada artinya jika kesadaran literasi masyarakat kurang. 

Ada 3 hal yang keliru tentang vaksin yang dipahami masyarakat, simak ulasannya berikut: 

1. Vaksin adalah Obat. 

Foto oleh Pietro Jeng dari Pexels 
Foto oleh Pietro Jeng dari Pexels 

Faktanya vaksin bukan obat. Definisi obat sendiri adalah bahan yang digunakan dalam diagnosa penyakit atau penyembuhan penyakit. Obat sendiri mempengaruhi fisiologis dari tubuh. 

Vaksin sendiri tidak digunakan untuk mendiagnosa penyakit dan juga tidak diberikan kepada orang yang sakit. Vaksin adalah virus yang sudah dilemahkan dan diberikan kepada orang sehat. Tujuannya agar dapat menciptakan kekebalan tubuh pada orang yang telah disuntik vaksin. 

2. Vaksin berbahaya karena dapat menimbulkan demam. 

Foto oleh Polina Tankilevitch dari Pexels
Foto oleh Polina Tankilevitch dari Pexels

Tubuh kita memiliki sistem otomatis yang dapat melindungi dirinya sendiri dan juga memberi alarm jika sedang ada bahaya. Sayangnya tak semua orang paham dengan tanda yang diberikan tubuh. 

Secara umum ketika ada benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Tubuh akan memberi sinyal untuk menghancurkannya. Tubuh akan memberi sinyal hipotalamus untuk menaikkan suhu. 

Naiknya suhu tubuh ini mampu mematikan virus atau bakteri yang ada di tubuh karena suhu yang panas. Nah, vaksin sendiri adalah virus yang dilemahkan jadi dianggap sebagai benda asing oleh tubuh. Tubuh pun akan menaikkan suhu. 

Suhu yang di atas rata-rata akan hilang dengan sendirinya saat tubuh menganggap benda asing tersebut tidak berbahaya. Jadi, tak usah khawatir jika sesudah vaksin tubuh demam karena artinya sistem kekebalan kita masih normal. 

Jika kita mengalami demam dan belum mencapai suhu 39° Celcius serta masih kuat menjalani aktivitas maka sebaiknya jangan meminum obat anti demam terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan untuk membantu tubuh melawan benda asing yang masuk serta mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

3. Vaksin itu buang-buang waktu karena tidak menjamin seseorang untuk tidak tertular covid-19. 

Foto oleh cottonbro dari Pexels
Foto oleh cottonbro dari Pexels

Pemahaman ini hadir karena ada orang yang telah divaksin namun, tetap dapat tertular covid-19. Sistem imun sendiri terbagi menjadi dua, imunitas alami dan imunitas adaptif. 

Imunitas alami adalah benteng pertahanan pertama dari sistem kekebalan tubuh dan sifatnya tidak spesifik. Sementara sifat dari imunitas adaptif adalah spesifik. Sel-sel di imunitas ini punya memori yang dapat menyimpan benda-benda asing apa saja yang pernah masuk tubuh. 

Analoginya seperti penjahat, mall, dan polisi. Anggap mall adalah tubuh, penjahat adalah benda asing yang masuk, dan polisi adalah sel yang ada dalam sistem kekebalan tubuh. Saat penjahat pertama kali datang ke mall, tentu polisi tak akan mengenalinya untuk pertama kali. Akibatnya penjahat dengan mudah masuk dan membunuh orang-orang yang ada di sana. 

Di lain kesempatan penjahat tersebut datang lagi untuk kedua kalinya. Polisi tentu sudah punya data dan langsung melarang penjahat untuk masuk mall. Hal ini terjadi pada orang-orang yang sudah divaksin, tubuh mereka sudah punya memori tentang virus covid-19. Sehingga, jika tertular virus ini tubuh akan cepat merespon dan menghancurkan lebih cepat sebelum virus memasukin organ lain. 

Vaksin sejatinya adalah usaha kita dalam menghentikan penyebaran covid-19. Tentu saja sudah banyak bukan yang merindukan ramainya pengunjung konser? Atau sekolah yang ramai? Maka dari itu, yuk sukseskan vaksinasi dan ambil kembali dunia kita dari corona !

Referensi : bahan ajar saat mata kuliah imunologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun