Sebagian besar masyarakat menilai bahwa petani atau menjadi petani tidak memiliki profit status yang menunjang. Asumsi ini berbanding lurus dengan keadaan perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi yang mengakibatkan pekerjaan "petani" ini dianggap kuno, basi, dan tidak elit.Â
Pola pikir masyarakat yang mulai berubah bersamaan dengan stigma memperoleh pekerjaan layak, rapi, modis, AC kantoran, dan terdidik mengucilkan identitas petani bahwa mereka adalah kalangan yang tidak bisa menunjang daya karir dan profesi.
Pemikiran ini semakin kentara dengan stigma paradigma milenial yang mulai mengedepankan "pekerjaan" harus pekerjaan yang menunjang status terpandang, karir menjulang, dan identitas terhormat.Â
Pekerjaan status terpandang ini tidak berbanding lurus dengan budaya petani yang kotor, berlumpur-lumpuran di lahan, dan mengenakan baju seadanya.Â
Sementara, pekerja karyawan atau kantoran nampak lebih bersih, rapi, segar dan gaji yang matang. Dari dulu hingga kini, belum ditemukan sebuah pujian yang memuji karir petani dan identitas terhormat sebagai pahlawan pangan.
      Perlu Digandeng
Para petani ini sangat butuh digandeng oleh semua kalangan, termasuk kekuasaan pemerintah dan kalangan generasi milenial saat ini. Hal ini mengingat agraria atau industri pangan menjadi salah satu sektor utama yang mendukung perekonomian.Â
Mengutip penelitian dari jurnal LIPI bahwa beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Vietnam, Thailand, dan Kamboja, pemerintahanya sangat memperhatikan sektor agraria (komunitas petani).Â
Pemerintah menilai bahwa pertanian adalah organ jantung paling berpengaruh untuk meningkatkan tubuh perekonomian. Pertanian menempatkanya sebagai basis " agriculture is the human life".
Selain sebagai modal meningkatkan ekonomi, stigma atau asumsi soal profesi petani atau menjadi petani ini harus diluruskan dengan keadaan dan kondisi kehidupan masyarakat milenial agar menyehatkan komoditas petani.Â
Sekali lagi, petani bukan pekerjaan yang rendah atau tidak menjanjikan. Hal ini saya buktikan di kampung halaman saya bahwa mereka yang bertani memiliki kekayaan yang cukup besar.Â