Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tentang Konsumerisme, Memahami Kenapa Masyarakat Jadi Konsumtif

4 Februari 2022   13:38 Diperbarui: 4 Februari 2022   13:42 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsumerisme. Sumber pixabay.com/Tama66

Konsumerisme merupakan budaya masyarakat yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan sangat konsumtif. Budaya konsumtif sudah berkembang sejak lama, jauh sebelum puncak kapitalisme pada abad ke-21.

Mengutip pendapat dari seorang sosiologi Inggris Colin Campbell, Konsumerisme adalah pola konsumsi masyarakat yang menjadi menjadi pusat dan menjadi tujuan hidup. Hal itu memungkinkan konsumerisme menjadi fokus utama dari kehidupan.

Jika konsumerisme dikatakan demikian maka masyarakat tidak bisa hidup tanpa konsumsi. Masalah yang muncul saat konsumsi menjadi tujuan hidup adalah masyarakat tidak lagi memikirkan cara produksi. Realitas konsumerisme yang terjadi di masyarakat saat ini seperti itu.

Masyarakat konsumeris menggantungkan semua kebutuhannya pada budaya konsumtif. Seperti membeli sayuran di pasar, membeli pakaian di pasar, dan semuanya ada di pasar. Konsumerisme semakin berkembang dengan adanya pasar digital. Masyarakat tinggal menunggu di rumah saja, lalu barang yang dibutuhkan akan diantarkan.

Mengenai konsumerisme, Jean Baudrillard memberikan pemahaman tentang konsep konsumsi dalam bukunya yang berjudul La Societe de Consommation /Masyarakat Konsumsi (1970). Menurut Baudrillard konsumsi merupakan sistem yang menjalankan urutan tanda dan dapat menyatukan kelompok. Jadi konsumsi bisa jadi moralitas dan sistem komunikasi di masyarakat.

Gaya hidup konsumerisme sudah menyebar ke mana-mana. Setiap negara memiliki tingkat konsumsi yang tinggi di masyarakat. Bea Cukai Indonesia mengatakan Pada tahun 2015, Indonesia menjadi negara paling konsumtif kedua di dunia dan menyerukan pola perubahan konsumtif.

Perubahan masyarakat konsumerisme ini butuh perjalanan waktu yang panjang. Akar konsumerisme juga sangat panjang. Sebelum kapitalisme sistem ekonomi yang berkaitan dengan konsumerisme. Perkembangan modernisme menjadi titik awal masyarakat menjadi konsumerisme.

Dikutip dari History Crunch, gagasan konsumerisme modern dimulai pada akhir tahun 1600-an di Eropa. Dari abad ke abad terjadi peningkatan terhadap gaya hidup konsumerisme. Hingga pada tahun 1800-an, konsumerisme berkembang bersama kapitalisme di seluruh Eropa dan Amerika Utara.

Selama era kolonialisme dari abad ke-15 M hingga ke-18M. Para penjelajah di negara eropa menemukan benua di kawasan Asia dan Australia. Orang-orang eropa menjual hasil bumi di kawasan tersebut dan menjualnya ke orang Eropa.

Hal itu dibuktikan dengan mahalnya harga rempah di Indonesia saat pendudukan VOC. Rempah termahal waktu itu adalah buah Pala. Dari sumber sejarah kebanyakan mengatakan pada masa itu rempah sangat mahal, hampir seharga emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun