Mohon tunggu...
Irfan Suparman
Irfan Suparman Mohon Tunggu... Penulis - Fresh Graduate of International Law

Seorang lulusan Hukum yang hobi membaca dan menulis. Topik yang biasa ditulis biasanya tentang Hukum, Politik, Ekonomi, Sains, Filsafat, Seni dan Sastra.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mimpi Anarchy Society Desolusi: Kritik/Manifesto 4.0

23 Juni 2020   14:42 Diperbarui: 23 Juni 2020   14:40 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunisme berakhir menjadi negara seperti Uni Soviet dan menjadikan pemerintahannya terkenal sebagai pemerintahan diktator proletariat dan menciptakan sebuah dominasi baru yaitu dominasi birokrasi. Sehingga tatanan baru ini bukanlah suatu problem solving dari kesenjangan sosial dan kerusakan alam serta konflik lainnya yang disebabkan oleh negara dan kapitalisme.

Kapitalisme sejak awal menjadikan bumi sebagai modal untuk menjadikan peradaban lebih maju. Mengeksploitasi bumi tanah kelahiran dan tanah okupasi lewat jalur kolonialisme membuat kapitalisme semakin jaya dan menjadi ilusi bersama yang kita yakini lewat uang.

Anarkisme hadir memberantas semua bentuk penindasan dan bentuk dominasi yang diciptakan paham-paham lainnya.

Mulai dari dalam dirinya dia menyadari bahwa penindasan telah terjadi dan sudah seharusnya manusia itu ingin bebas tanpa belenggu. Liberalisme membawa pandangan serta pemikiran bahwa manusia pada dasarnya baik, itulah yang membuat berbagai pandangan tentang pembebasan muncul.

Gagasannya adalah yang disebutkan oleh Hedley Bull yang menjadi buku The Anrchial Society : A Study in World Politics. Sebuah tatanan masyarakat yang damai tanpa adanya aturan yang membelenggu, tidak adanya negara dan semua hidup mematuhi prinsip Hak Asasi Manusia.

Prinsip tersebut biarlah menjadi pedoman moral bersama dan kita hidup sebagaimana manusia yang bebas tanpa adanya yang lebih tinggi, kita setara dan tidak adanya patriarki atau dominasi dan supremasi ras unggulan. Tatanan seperti ini sering kali dianggap utopis oleh pemikir kapitalisme.

Dengan kompleksnya permasalahan modernisme dan kapitalisme dijawab oleh para pemikir Anarkis, bahwa dominasi kelas dan kekuasaan serta eksploitasi terhadap bumi tidaklah menjadi jawaban untuk masalah kesenjangan sosial, supremasi dan konflik.

Gagasan anti penindasan dalam bentuk apapun hadir oleh gagasan besar anarkisme, namun yang dipahami publik tentang anarkisme adalah sebagai paham yang menganjurkan bom, pembakaran, serta orang-orang yang melakukan vandalisme.

Pokoknya persepsi publik pada anarkisme adalah tentang kriminal. Padahal yang dicita-citakan adalah kehidupan tanpa hingar bingar konflik hanya saja ada sebuah paham untuk melancarkan revolusi maka perlu senjata. Kadang anarkis lebih senang menyebutnya insureksi, karena insureksi ibu bagi revolusi katanya.

Pemikiran seperti ini harus ditentang karena anarkisme itu tidak mendominasi dan opresi apalagi meng-ibu-kan sebuah bombardir molotov sebagai defense.

Padahal feminisme menentang bentuk penindasan terhadap gender apapun itu sedangkan ibu adalah perempuan dan tujuan feminisme yaitu tidak menindas yang lain. Oleh karena itu segala bentuk penindasan biarlah menjadi kata penindasan yang tidak memiliki ibu. Insureksi tetaplah insureksi, apalagi menjadi ibu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun