Mohon tunggu...
IrfanPras
IrfanPras Mohon Tunggu... Freelancer - Narablog

Dilarang memuat ulang artikel untuk komersial. Memuat ulang artikel untuk kebutuhan Fair Use diperbolehkan.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Problematika AC Milan dan Ego Pendukungnya yang Terlampau Tinggi

5 Maret 2021   08:03 Diperbarui: 5 Maret 2021   08:14 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alessio Romagnoli, Frank Kessie, dan Rafael Leao dalam laga Milan vs Udinese (3/3). | foto: Twitter @acmilandata

Sayangnya, Milan musim ini justru lebih banyak mencari hadiah penalti. 16 penalti didapat sejauh ini, terbanyak di antara peserta Serie A lainnya. Memang, mayoritas penalti tersebut bisa dijelaskan penyebabnya, termasuk seringnya pemain Milan masuk kotak penalti lawan. Namun, ada perkara lain yang harusnya lebih diperjuangkan.

Milan musim ini tergolong tim yang rajin menciptakan peluang lewat upaya crossing ke kotak penalti lawan. Pada laga versus Udinese misalnya, rossoneri membuat 29 crosses, tapi 7 yang akurat dan hanya menghasilkan 1 handsball yang berujung gol penalti.

Begitupun saat melawan Inter. Pemain Milan membuat 36 crosses, tapi hanya 6 yang tepat sasaran. Statistik di FBref.com juga menunjukkan angka yang sama. Pemain Milan mampu menghasilkan rata-rata 11,6 crosses dan 6,16 tendangan sudut tiap 90 menit. Hasilnya, hanya sedikit yang berbuah gol.

Banyaknya jumlah crossing yang jadi ciri khas Milan tak lepas dari target utamanya, yaitu Ibrahimovic. Dengan keunggulan postur dan fisiknya, mengirim umpan silang ke Ibra merupakan upaya cepat menempatkan bola di sepertiga akhir area lawan. Sayangnya, sejauh ini hanya Ibra yang bisa memanfaatkan umpan-umpan tinggi itu dan anehnya skema yang sama dipakai saat ujung tombaknya bukan Ibra.

Untuk urusan tersebut, Milan bisa belajar dari Manchester United kala membantai Southampton 9-0 beberapa waktu lalu. 7 dari 9 gol MU tercipta melalui skema crossing. MU tidak hanya mengandalkan 1 target man di dalam kotak penalti, melainkan 2, dan kadang juga ada yang jadi pengecoh.

Rangkaian permasalahan di atas masih diperparah dengan fakta banyaknya pemain Milan yang menepi karena cedera. MilanData mengungkapkan ada 54 kasus cedera yang terjadi di musim ini, dimana 27 kasusnya merupakan masalah otot. Jumlah tersebut terbanyak di antara kontestan Serie A lainnya.

Terbaru, masalah otot paha jadi penyebab Tonali ditarik di awal babak kedua saat melawan Udinese kemarin. Tonali jadi pemain kesekian setelah sebelumnya Kjaer, Zlatan, dan Hakan sudah lebih dulu merasakannya. Penulis menduga ada yang salah dengan metode latihan Milan. Mungkin juga ada yang tidak beres dengan tim fisik dan tim dokter AC Milan.

Daftar pemain Milan yang menepi akibat cedera. | foto: Twitter @acmilandata
Daftar pemain Milan yang menepi akibat cedera. | foto: Twitter @acmilandata
Dugaan tersebut sayangnya tidak bisa penulis buktikan. Hingga detik ini takada satupun media yang meliput masalah cedera pemain Milan yang didominasi masalah otot paha. Mereka justru lebih fokus dengan banyaknya penalti yang Milan dapat musim ini.

Uraian masalah di atas bisa saja benar, bisa pula salah. Yang pasti, Milan sedang tidak baik-baik saja. Sempremilan.com menuliskan bahwa masalah Milan adalah menurunnya antusiame pemain beberapa bulan belakang yang salah satunya karena tekanan akibat margin poin yang makin kecil.

Sekali lagi, akan ada banyak dugaan, sebanyak sudut pandang yang dipakai untuk menganalisis permasalahan Milan. Apalagi bila membicarakan hal-hal nonteknis yang sulit dianalisis secara objektif. Hanya saja, rumor adanya opsi memecat Pioli dan menggantinya seperti yang ditulis salah satu media olahraga kita bukanlah solusi yang tepat, tapi ngawur.  

Penulis tidak akan mengungkap media tersebut di sini, toh dalam berita yang mereka terbitkan tidak ada rujukan sumber berita alias referensinya. Namun, rumor ini bakal jadi santapan nikmat untuk ego para pendukung Milan yang terlanjur jumawa, berekspektasi terlalu tinggi, tapi ujungnya kecewa karena selalu merasa tidak puas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun