Aku kagum oleh namamu, Batari
Mengingatku pada sosok wanita hebat sang Nabi
Berparas suci beralasakan nama ilahiIkhlas mencintai-Nya  yang tak kenal henti
Atas dasar sukma yang hakiki
Kau tengah hadir di relungku dalam imajinasi
Kau coba membangunkanku kala pagi
Dan mengistirahatkanku pada batas penghujung mentari
Inginku mengirim sepasang putih merpati
Mereka akan bermain dan bercerita tentang indahnya suatu hari
Menghitung detak detik dengan jemari
Kemudian menghibur senyummu yang telah mati
Seiring waktu bergegas pergi
Daun daun dan pepohonan telah usai menanti
Bekerjanya sekuntum mawar merah dan melati
Pun hujan dan aroma petrichor menyerang daratan bumi
Gemuruhnya langit, bayang bayang lazuardi
Tampak indah leluasa mencuri
Mata mata manusia nan jernih hendak berlari
Di taman bidadari penjaga surgawi
"Sedang apa , tuan putriku, Batari ?," tanya merpati
"Aku tengah menjelajah dunia dengan membaca puisi,"ungkap siti
"Percayalah, puisi itu akan menemani hatimu yang sedih", balas sang merpati
Dengan suara manisnya, dia menjawab, "Ohh yaa, ?, aku ingin terjaga bersamanya meski hanya mimpi,"
Ttd, Muhammad Irfan Fauzi
Senja, di Universitas Indonesia