Mohon tunggu...
Muhammad IrfanAlmunawar
Muhammad IrfanAlmunawar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

Nama : Muhammad Irfan Almunawar NIM : 41521010136 Fakultas : Ilmu Komputer DOSEN : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Panopticon Jeremy Betham dan Kejahatan Struktural Anthony Giddens

29 Mei 2023   20:29 Diperbarui: 29 Mei 2023   20:40 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemikiran Panopticon oleh Jeremy Bentham: Mengungkap Kekuasaan dan Pengawasan

Jeremy Bentham adalah seorang filsuf dan pelopor yang hidup di Inggris abad ke-18 dan ke-19. Bentham memunculkan sejumlah ide yang cukup radikal saat itu, salah satunya adalah panopticon. Ide Panopticon sebenarnya bukan dikemukakan pertama kali oleh Jeremy Bentham, melainkan oleh saudaranya Samuel Bentham. Kemudian Jeremy Bentham mengembangkan ide tersebut lebih lanjut.

APA ITU PANOPTICON MENURUT JEREMY BETHAM?

Panopticon adalah bangunan institusi yang mengawasi orang, baik itu rumah sakit, sekolah, perumahan umum untuk orang miskin, pabrik, atau rumah sakit jiwa, tetapi penerapannya yang paling terkenal adalah penjara. Inti dari panopticon adalah penjara. Menurut Bentham, idealnya jika orang ditahan di sebuah institusi sehingga narapidana dalam kasus penjara selalu diawasi oleh inspektur. Masalahnya adalah hal ini hampir tidak mungkin, karena tentu saja diperlukan sejumlah besar inspektur. Jadi, menurut Bentham, hal terbaik berikutnya adalah para narapidana merasa terus-menerus diawasi, meskipun sebenarnya tidak demikian. Jadi, inti dari gagasan Panopticon adalah bahwa para narapidana merasa seperti terus-menerus diawasi.

Konsep utama di balik Panopticon adalah bahwa tahanan akan selalu merasa terawasi. Mereka tidak akan tahu kapan mereka sedang diawasi atau tidak. Seluruh penjara dibangun sedemikian rupa sehingga penjaga bisa melihat setiap tindakan tahanan, tetapi tahanan tidak dapat melihat penjaga. Akibatnya, rasa takut dan kecemasan yang dihasilkan dari ketidakpastian mengawasi akan menjadi alat disiplin yang kuat. Tahanan akan berperilaku dengan benar bahkan ketika mereka tidak diawasi, karena mereka selalu merasa potensial untuk diawasi. Menurut Bentham, salah satu keunggulan Panopticon dibanding penjara lain adalah harganya yang relatif murah. Hanya sejumlah kecil inspektur yang diperlukan untuk mengawasi semua narapidana. Plus, para narapidana akan bekerja sambil dipenjara yang akan menghasilkan uang. Keuntungan lain dari penjara Panopticon adalah, misalnya, relatif aman bagi petugas pemasyarakatan, dan infeksi tidak akan dapat menyebar dengan mudah, karena orang tidak banyak berhubungan satu sama lain.

Konsep ini mempunyai banyak implikasi filosofis utama yang dapat diidentifikasi dari konsep Panopticon yang diusulkan oleh Jeremy Bentham. Beberapa implikasi tersebut meliputi:

  • Pengawasan yang kuasa: Panopticon mengungkapkan kekuatan pengawasan yang kuat. Dalam struktur Panopticon, mereka yang diamati merasa selalu terawasi, sehingga menciptakan rasa takut dan kecemasan yang berpotensi mengubah perilaku mereka. Ini menggambarkan betapa kekuatan pengawasan dapat mempengaruhi individu dalam masyarakat.
  • Kontrol sosial: Konsep Panopticon menggarisbawahi pentingnya kontrol sosial dalam masyarakat. Dengan menggunakan mekanisme pengawasan yang tak terlihat dan potensi penghukuman yang tidak pasti, Panopticon menciptakan disiplin dan konformitas. Implikasinya adalah bahwa individu dalam masyarakat lebih mungkin untuk mematuhi aturan dan norma yang ditetapkan jika mereka merasa selalu terawasi.
  • Ketergantungan pada pengetahuan: Bentham melihat pengetahuan sebagai kekuatan yang penting. Dalam konteks Panopticon, pengetahuan tentang aktivitas individu memungkinkan mereka yang mengawasi untuk mempengaruhi dan mengendalikan perilaku mereka. Implikasinya adalah bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh pihak yang berwenang memberikan kekuatan untuk memanipulasi dan mengontrol individu dalam masyarakat.
  • Rasa tak berdaya dan pengendalian: Panopticon menciptakan rasa tak berdaya pada mereka yang diamati. Mereka tidak memiliki kekuatan atau kontrol atas situasi mereka, karena mereka selalu merasa potensial untuk diawasi dan dihukum. Hal ini mengungkapkan asimetri kekuasaan antara mereka yang mengawasi dan mereka yang diamati.
  • Pelanggaran privasi: Implikasi lain dari Panopticon adalah pelanggaran privasi. Konsep ini melibatkan pengawasan konstan dan tidak terlihat yang dapat mengintip kehidupan individu. Ini menimbulkan pertanyaan tentang batasan pengawasan dan perlindungan privasi individu dalam masyarakat.
  • Potensi penyalahgunaan kekuasaan: Panopticon membawa kekhawatiran tentang penyalahgunaan kekuasaan. Bentham sendiri menyadari bahwa konsep ini dapat disalahgunakan jika tidak ada batasan atau pengawasan yang tepat. Implikasinya adalah bahwa dalam konteks Panopticon, kekuasaan pengawasan harus diimbangi dengan akuntabilitas dan kontrol yang sesuai.

Dalam keseluruhan, implikasi filosofis dari Panopticon oleh Jeremy Bentham mengajukan pertanyaan yang mendalam tentang kekuasaan, pengawasan, kontrol sosial, pengetahuan, privasi, dan batasan kekuasaan dalam masyarakat. Pemikiran ini mendorong refleksi tentang dinamika kekuasaan dan etika dalam hubungan antara individu dan pihak berwenang.

Pemikiran Bentham tentang Panopticon tidak hanya terbatas pada penjara. Dia melihat aplikasi yang jauh lebih luas untuk konsep ini dalam masyarakat. Bentham berargumen bahwa struktur Panopticon dapat diterapkan dalam institusi-institusi seperti sekolah, pabrik, rumah sakit jiwa, dan bahkan tempat kerja. Di mata Bentham, Panopticon adalah cara yang efisien untuk menjaga kontrol sosial dan mengendalikan individu dalam masyarakat.

Namun, ada juga sisi gelap dari pemikiran Panopticon ini. Kekuasaan yang tak terlihat dan pengawasan yang konstan dapat menimbulkan penyalahgunaan dan pelanggaran privasi. Bentham sendiri mengakui bahwa konsep ini bisa disalahgunakan jika diterapkan tanpa batasan dan pengawasan yang ketat, nah maka dari itu konsep ini menuai pro kontra.

KENAPA PANOPTICON DIUSULKAN?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun