Mohon tunggu...
Aditya Irfan
Aditya Irfan Mohon Tunggu... Penulis - Songwritter

Songwritter

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bertani

15 September 2019   17:09 Diperbarui: 15 September 2019   17:07 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala fajar datang menyingsing
Embun segar jatuh menguap disela-sela jendela
Menumpah ruahkan segala hastrat seusai subuh
Langkahnya semakin tertatih menuju ladang menjalani rutinitas sebagai pak tani
Menimang satu persatu benih serta biji pada luasnya  ladang pertanian
Memamen adalah rutinitas seharimu menerjang panasnya teriknya sang mega
Dibumi pertiwiti berlandaskan yawadwipa termasyur ditanah  yawadwipa
Memupuk harap diluasnya permadani  ladang betapa guyubnya ditanah ladang  
Memupuk semangat persatuan serta keatuan demi majunya NKRI dibidang sandang
Turut patuh serta tak lupa mengucap syukur atas melimpahnya hasil panen raya
Sungguh betapa termasyurnya negeri bahari ini...indah  bagaikan disebrang lautan sana
Hati ikhlas sebening permata tanpa mengharap pamrih

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun