Mengenangnya saja, sudah menimbulkan air liur di mulut.
Saya sangat beruntung telah memungut dan menanamnya. Karena itu, jangan segan menolong, apa dan siapa saja. Hasilnya bukan hanya dinikmati oleh yang ditolong, melainkan kita pun pasti akan memetik hasil, yaitu suatu rasa bahagia, karena sudah berbuat kebaikan.
Dalam hal ini, saya beruntung karena bisa memetik buah asam. Hehehe...
Percayalah berbagi itu indah.
Sekarang pohon asam itu sudah besar, akarnya sudah menghujam jauh ke dalam tanah.
Pohonnya yang rimbun memberi keteduhan pada alam sekitarnya.
Buahnya telah dinikmati oleh siapa pun yang membutuhkannya. Tukang sayur pun bila kekurangan buah asam untuk bahan sayur asam yang dijualnya, tinggal mengambil dari pohonnya.
Masih ingat kan, manfaat sebuah pohon? Kalau sudah lupa, silahkan klik Sejuta Pohon Untuk Bumi Tercinta kompasiana.com
Pohon asamku itu, bukan lagi milik pribadi pemilik rumah tempatnya dia saya tanam dulu.
Kata tetangga sebelah, dia menamai pohon itu pohon Asam Sosial, karena siapa saja boleh memetik buahnya dan menjadi tempat berteduh kepada siapa saja yang membutuhkan.
Mendengarnya, saya hanya senyum-senyum, karena dia tidak tahu, asal usul pohon yang dinamainya pohon Asam Sosial itu.