Mohon tunggu...
Irene Cynthia Hadi
Irene Cynthia Hadi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Just an ordinary girl from Surakarta, who writes perfect moments at the perfect time...

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Shang Chi, Berpetualang di Dunia Mitologi Lewat Sinematografi yang Ciamik

2 Oktober 2021   16:10 Diperbarui: 2 Oktober 2021   16:12 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shang Chi (Sumber: Marvel via Kompas.com)

Akhir September 2021 lalu, Marvel akhirnya merilis superhero Asia pertamanya dalam bentuk live action movie yakni Shang Chi and The Legend of Ten Rings. 

Rilisnya film ini termasuk ditunggu-tunggu oleh para pecinta film. Apalagi jika bukan karena ini menjadi salah satu film Hollywood yang castnya didominasi  orang Asia selain Crazy Rich Asians. Lalu, apakah kali ini Marvel mampu mengeksekusi film ini secara apik? Mari kita bahas satu per satu.

Shang Chi berkisah tentang seorang pria bernama Xu Wenwu yang diperankan oleh Tony Leung. Ia menemukan kekuatan luar biasa dari legenda 10 cincin dan berhasil menaklukkan banyak kerajaan serta membunuh musuh-musuhnya. 

Suatu hari, Wenwu ingin menerobos ke sebuah desa mistik. Namun ia dihadang oleh sang penjaga yang cantik jelita bernama Yingli. Keduanya jatuh cinta dan menikah, memiliki dua anak yakni Shang Chi dan Xialing.

Wenwu dan calon istrinya (Sumber: Tek.id)
Wenwu dan calon istrinya (Sumber: Tek.id)


Bertahun-tahun kemudian, Shang Chi kini hidup sendirian di San Fransisco, AS. Ia bekerja sebagai valet driver di sebuah hotel mewah dengan sahabatnya, Katy. Suatu hari, mereka diserang oleh segerombolan pria dalam bus yang menginginkan liontin Shang Chi.

Merasa bahwa dirinya dan sang adik diincar ayahnya sendiri, Shang Chi pulang ke Macau. Di sana, petualangannya dimulai. Shang Chi harus menghadapi ayahnya sendiri yang percaya bahwa ibunya masih hidup. 

Wenwu bahkan ingin menyerang desa tempat istrinya dulu hidup, tempat yang menyimpan segudang misteri, termasuk kekuatan gelap yang tersembunyi.

Dari sisi cerita, saya akui bahwa kisah Shang Chi ini agaknya sedikit familiar di telinga kita. Ya, kisahnya berfokus tentang isu keluarga yang sering diangkat dalam berbagai drama atau film Asia. 

Shang Chi yang kabur dari rumah karena ekspektasi sang ayah terhadapnya, mungkin tak jauh dari kehidupan di Asia ketika orang tua menginginkan anaknya menjadi seperti yang mereka inginkan.

Aspek keluarga juga sangat ditonjolkan lewat adegan makan bersama keluarga Katy yang terdiri atas nenek, ibu dan dua adiknya. Mereka masih memegang tradisi Tiongkok meskipun tinggal di AS. 

Ada satu guyonan lucu yang sempat membuat saya merasa dekat dengan film ini yaitu saat Shang Chi ditanyai oleh nenek Katy. Sang nenek bertanya kapan dia akan menikahi cucunya. Relate banget 'kan dengan apa yang kita rasakan sebagai milenial di Asia?

Persahabatan manis Shang Chi dan Katy (Sumber: Marvel via thenerdsofcolor.org )
Persahabatan manis Shang Chi dan Katy (Sumber: Marvel via thenerdsofcolor.org )

Lalu dari segi martial arts, saya harus mengacungi jempol buat film yang satu ini. Setiap adegan fighting digarap apik dari berbagai angle yang sempurna. 

Kita bisa melihat perpaduan fighting style ala Avatar The Legend of Aang di dunia nyata dengan kungfu Tiongkok dalam film ini. Didukung dengan visual effects ala Marvel yang tak perlu dipertanyakan lagi, Shang Chi menyuguhkan adegan bertarung yang luar biasa dan memorable.

original-615821500101904398078372.jpg
original-615821500101904398078372.jpg
Visual effects Shang Chi (Sumber: The Atlantic)

ying-nan-sparring-with-shang-chi-in-tao-61581fb406310e3ed5628442.jpg
ying-nan-sparring-with-shang-chi-in-tao-61581fb406310e3ed5628442.jpg
Salah satu adegan bertarung dalam Shang Chi (Sumber: Screen rant)

Aspek sinematografi juga ikut memanjakan mata para penonton. Kita diajak untuk melihat indahnya hutan bambu tempat pertemuan orang tua Shang Chi hingga danau tempat tinggal sang naga mistik. 

Deretan keindahan makhluk mistis seperti gumiho sampai naga juga dipoles dengan sangat cantik di Ta Lo, desa mistik yang jadi rumah Yingli. Sungguh indah dan tampak sangat nyata.

Penampakan gumiho atau siluman rubah ekor 9 dalam Shang Chi (Sumber: The Direct)
Penampakan gumiho atau siluman rubah ekor 9 dalam Shang Chi (Sumber: The Direct)

Bukan Marvel kalau kering tanpa humor. Saya menemukan deretan guyonan ringan yang kadang agak garing di sini. Namun justru garing dan recehnya itulah yang bikin saya geli sendiri.

Lanjut ke bagian musik. Pada awalnya, saya tak mengira bahwa Marvel dan Disney totalitas mengangkat orang Asia dalam film ini. Tak hanya soal cast, ada juga sosok para musisi Asia yang mengisi OSTnya. 

Saya mencoba mendengarkan beberapa dalam salah satu aplikasi musik streaming dan menemukan nama-nama seperti Rich Brian, NIKI, DPR dan juga JJ Lin. Kalau sudah nonton, boleh lah dicoba untuk mendengarkan OSTnya yang asyik dan memorable.

Overall, saya cukup menikmati film yang satu ini. Selain dari visual effects yang ciamik, jalan cerita yang ringan dan menghibur, Shang Chi juga memberikan kebanggaan tersendiri karena para cast dan pengisi OST yang didominasi oleh orang Asia. 

Bahkan, total ada tiga orang Indonesia yang terlibat dalam film ini yakni Dallas Liu dan pastinya Rich Brian dan NIKI yang sudah saya sebutkan tadi.

Shang Chi juga memberikan pesan tersendiri bahwa anak berhak memilih jalan hidupnya serta merelakan mereka yang telah pergi dijemput maut. Suatu duka yang pasti kita akan rasakan kelak dan memang harus diterima, meskipun berat adanya. 

Semoga review kali ini bermanfaat dan selamat menonton! (cyn)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun