Sebaiknya kita harus mengevaluasi diri kita, untuk menemukan satu jawaban bahwa kini sebenarnya siapa?, untuk apa? Dan mau kemana? Mungkin kita dapat lebih memahami esensial kita dalam bermasiswa yang merupakan menifestasi dari insan intelektual dalam civitas kampus lebih dari itu, mahasiswa pada umumnya merupakan generasi muda calon pencerah sekaligus pelaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk kehidupan yang akan dating, dalam kehidupan kampus mahasiswa sebagai satu komunitas akademis memilii latar belakang kehidupan yang unik dan majemuk (multicultural)
Solusi untuk kita semua jika ada masalah maka di selesaikan dengan baik secara demokrasi, beretika dan bertanggung jawab. Bukan saling mencaci dan akan menimbulkan fitnah antara satu sama lain, kita didik untuk menjadi dewasa, menjadi lebih baik, bukan menjadi preman bukan menjadi netizen yang tidak bertanggung jawab. Semua hal bisa di bicarakan baik-baik tampah menggukan cara-cara yang tidak menjelaskan bahwa kita sebagai seorang mahasiswa.
Pesan Said Munirudin “ untuk membaca engkau perlu buku sementara memahami hanya butuh akal murni cukup dengan melihat engkau bisa membaca tetapi dengan pandanganlah engau dapat memahami.
Orang buta membaca yang tertulis sedangkan orang arif memahami yang tersembunyi orang awam sibuk membaca sementara orang cerdas sibuk menelti, betapa banyak orang yang sekolah tapi terjebak dalam referensi mereka sibuk mencari kebenaran padahal kebenaran itu tersimpan dalam nurani.”