Suara ketukan itu tak berhenti. Andrew juga tak mempedulikan karena ia merasa itu adalah orang iseng. Andrew kembali tidur. Ia memejamkan mata dengan posisi memeluk bantal guling miring ke kanan.
"Andrew Deon Simamora!"
Mata Andrew terbelalak. Suara itu adalah milik tunangannya. Ia makin merasa aneh karena jam segini tak mungkin tunangannya datang. Apalagi ia tahu betul tunangannya tak suka mendatanginya duluan.
"Siapa yang mengerjaiku?" Gumamnya masih dalam keadaan berbaring.
Andrew tak bisa dikelabui. Selama beberapa jam hingga hampir subuh, ruh itu tetap mengganggu Andrew. Tetapi Andrew masih tetap di posisinya. Justru matanya terlelap tanpa pusing mencari tahu yang mendatanginya malam itu.
Fathan yang pingsan di dalam lift, tidak tahu bahwa pakaiannya sudah berlumur darah dan berantakan sekali. Lift terbuka ketika azan subuh berkumandang. Begitu juga listrik. Semua kembali normal.
"Akhirnya berakhir juga!" Ucap syukur Tania yang baru melepaskan pelukannya dari Hena.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI