Cerpen: Pionir Perubahan untuk Bumi

Pak Syarif menganggukan kepala, "Setuju, Lisa. Peran pemerintah dalam melindungi dan menjaga lingkungan adalah kunci utama. Selain itu, kita juga sebagai masyarakat juga bisa berperan aktif dengan memberikan suara kita dalam pemilihan umum dan mendukung partai atau calon yang memiliki agenda atau program kerja yang memperhatikan lingkungan."

Dita, dengan penuh semangat memberikan ide terakhir tentang mengadakan kampanye di sekolah untuk menanggulangi para pembakar sampah.

Dita mengusulkan, "Pak Syarif, mungkin kita bisa mengadakan kampanye di sekolah untuk menanggulangi pembakaran sampah bagi masyarakat umum. Kita bisa mengumpulkan dana untuk mengkampanyekan bahwa sampah itu harus di pilah-pilah agar kemudian dapat di daur ulang, lalu kita bisa bekerja sama dengan organisasi atau komunitas pemerhati lingkungan untuk menghasilkan produk-produk daur ulang."

"Hebat, Dita! Kampanye di sekolah bisa sangat efektif dalam meningkatkan kesadaran tentang isu lingkungan. Kita akan bersama-sama berusaha sekuat tenaga menyusun rencana untuk melaksanakan beberapa ide-ide hebat kalian ini. Terima kasih atas kontribusi yang sangat berharga ini, konsep berfikir kalian dalam membahas isu lingkungan perlu di apresiasi."

Setelah perdebatan selesai, semangat kami berkobar. Kami, generasi muda, merasa yakin bahwa kami memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan yang semakin terancam. Kami tidak hanya merasa yakin, tetapi juga siap bertindak untuk menciptakan perubahan besar yang memang diperlukan. Kami menyadari bahwa tantangan terhadap lingkungan semakin mendesak, dan sebagai generasi muda, kami memiliki tanggung jawab untuk bertindak. 

Dengan berdiskusi, berkolaborasi, dan mengambil tindakan nyata bersama-sama, kami percaya bahwa kami akan menjadi pionir perubahan yang mendorong dunia menuju ke arah yang lebih baik, di mana lingkungan dapat terjaga untuk generasi-generasi yang akan datang. Kami bertekad untuk mewujudkan perubahan yang positif dan memastikan keberlanjutan bumi sebagai rumah kita.

-Tamat-

Iqbal