Mohon tunggu...
Moh Iqbal NB
Moh Iqbal NB Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mencatat aneka perjalanan, merekam kesan dan menghayati indahnya alam

Memetik Hikmah Kebesaran-MU disetiap Petualanganku

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kenapa Bantuan Menggunakan Kartu Lebih Baik daripada Bantuan Uang Tunai?

13 April 2019   19:07 Diperbarui: 13 April 2019   19:23 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secarik kalimat ini terangkum saat saya menuju rumah dari suatu tempat menggunakan jasa taksi online. Biasanya saya menggunakan motor, tapi karena cuaca yang mendung dan suhu dingin meski hujan telah selesai membasahi bumi, saya lebih memilih menggunakan jasa transportasi online satu ini, karena serasa mempunyai mobil pribadi, tinggal dijemput.

Mengenai pembayarannya, karena tidak membawa uang cash, semuanya diselesaikan dalam bentuk transaksi non tunai di awal pemesanan. Cukup klik beberapa kali melalui android, maka isi voucher dalam aplikasi tersebut, akan terpotong secara otomatis.

Benar praktis, karena melalui non tunai, tidak perlu khawatir dengan peredaran uang palsu, doi kertas tidak mudah robek dan meminimalisasi recehan agar tidak full dalam kantong, termasuk menekan bunyi bunyi dalam saku yang perlu disamarkan.

Selama berkontribusi sebagai pekerja kemanusiaan, metode Bantuan Non Tunai merupakan langkah kongkrit untuk memberikan bantuan kepada penyintas daripada bantuan dilakukan secara langsung tunai. jika penyintas dan calon penerima manfaat diberikan bantuan secara langsung (tunai), kita tidak pernah tahu, apakah dana itu digunakan sebagaimana mestinya atau tidak.

Berbeda halnya, apabila wujud bantuan berupa non tunai, sudah pasti para penerima manfaat hanya dapat membelanjakannya sesuai dengan kebijakan yang termuat dalam bentuk kartu.

Mengenai manfaatnya yang terbilang lebih efisien atau tidak, ada beberapa gambaran yang termuat dalam pengalaman sehari harinya dalam pendampingan, seperti contoh:

dua orang warga diberikan bantuan dana Rp 100 ribu dengan metode pembayaran yang berbeda. Keduanya diamanahkan agar dana tersebut dihabiskan untuk membeli telur, gula pasir, dan minyak goreng,

Si A diberikan kartu/voucher dan dia membelanjakannya disebuah kios yang sudah bekerjasama dengan pemberi bantuan. Saldo voucher itu sesuai dengan bantuan awal, yakni 100 ribu, namun saldo voucher hanya berlaku, apabila ditukarkan sesuai ketentuan pemberi kebijakan. Alhasil, A ketika sampai dirumah, disambut dengan senyuman istri yang lagi senang, karena A sudah membawa telur, gula dan minyak kelapa untuk kebutuhan dapur.

Si B, diberikan dana Rp 100 ribu secara langsung/cash. Dana itu digunakan B untuk membeli bensin, rokok, miras merk Topi lurus, main judi versi Shio shio akhirnya menjadi sia-sia. Ketika sampai dirumah hanya membawa gula pasir karena sisa uang cash tidak cukup untuk dibelanjakan. Sudah dapat dipastikan bagaimana cemburutnya istri si B, kan.

Belakangan, metode pembayaran yang digunakan oleh A, dikenal sebagai Bantuan Non Tunai melalui Kartu/Voucher. Sedangkan B, metodenya disebut bantuan langsung tunai.

Pemerintah saat ini lebih gencarnya melakukan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) untuk mendukung penggunaan anggaran negara dalam bentuk bantuan efisien dan tepat sasaran. Tak heran semua jenis bantuan pemerintah, wujudnya adalah "kartu". Biasa juga berwujud Voucher (voucher belanja, termasuk BBM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun