Mohon tunggu...
Iqbal Arubi
Iqbal Arubi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Calon kontributor catatan penghuni surga | Pena Arubi | http://iqbalarubi.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dingin dan Terkotak-kotak

20 Desember 2014   16:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:53 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa jadinya bila hati kita dingin, sedingin es di dalam kulkas? Apalagi, bila ia terkotak-kotak dan terbagi tidak sama rata?

Hati yang dingin, seperti es yang membeku.

Sulit mencair karena sulit menerima kehangatan di sekelilingnya.

Sedang hati yang terkotak-kotak, akan sulit bergerak keluar dari zona nyamannya.

Sangat sulit, hingga harus “dipaksa” dengan cara dicungkil atau dibanting.


Sakit, ya pasti sakit.

Maka. Jangan biarkan hatimu membeku dan terkotak-kotak. Rasakan kehangatan di sekitarmu..

Mencairlah, agar kita bisa berkumpul bersama titik-titik air lainnya, saling bersilaturahim layaknya air yang bersama-sama mengisi wadah tempat ia berbagi cerita. Tak peduli dari mana asalnya, untuk apa kelak ia akan digunakan.

Dalam wadah, kita akan saling menyesuaikan, saling memahami.

Bahwa sebesar apapun perbedaan suhu yang kita miliki, bila sudah berkumpul, akan menemukan titik seimbangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun