Mohon tunggu...
Iqbal Ahmad Naufal
Iqbal Ahmad Naufal Mohon Tunggu... Freelancer - Berani Berpendapat

Seorang Sarjana Ilmu Komunikasi dengan IPK yang pas-pasan. Berposisi sebagai rakyat yang suka mengamati politik, tetapi tidak ingin terjun ke politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandemi dan Kegagapan Teknologi

19 Juni 2020   17:46 Diperbarui: 11 Oktober 2020   18:11 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Corona Virus Disease 2019, disingkat COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis dari koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan pandemi koronavirus 2019--2020. Begitulah sedikit kutipan yang diambil dari laman Wikipedia. 

Disini tidak akan membahas dari sisi medisnya, karena pembahasan tentang virus tersebut lebih pantas dilakukan oleh ahlinya. Bahkan dokter-dokter yang kita anggap "Maha Tahu" tentang kesehatan pun masih banyak berdebat tentang virus ini. Skip.

Pandemi Covid19 yang saat ini sedang melanda hampir seluruh negara di dunia adalah tragedi besar. Virus yang entah darimana asalnya, dengan penyebaran yang tidak jelas juga caranya, benar-benar merusak tatanan dunia. Tidak hanya kesehatan, tetapi juga politik, ekonomi, olahraga, sosial, budaya, dan masih banyak lagi. 

Negara-negara melakukan "lockdown" atau penguncian keluar-masuknya manusia bahkan barang kedalam negaranya. Semua berlindung dibalik ketidakjelasan. Semua berdiam di rumah mengkarantina diri secara mandiri sesuai arahan dan protokol yang ditetapkan WHO (Badan Kesehatan Dunia).

Hari ini, beberapa daerah di Indonesia sudah mulai memasuki fase "New Normal" dengan adaptasi kebiasaan baru, hidup berdampingan dengan Corona. Tidak perlu terkejut dengan lonjakan manusia yang kembali memadati jalan raya, pasar, mall, hingga kedai-kedai kopi. Prinsipnya manusia Indonesia perlu ruang untuk berinteraksi, meskipun teknologi sebenarnya sudah cukup membantu berkomunikasi. Tetapi masalahnya, apakah semua siap? Mulai dari gadget sampai koneksi internetnya? Sepertinya tidak.

Kebijakan #DirumahAja yang diterapkan pemerintah mulai dari kerja dari rumah, belajar dari rumah, apakah efektif? Atau hanya formalitas belaka? Pada kenyataannya internet di Republik Indonesia belum menjangkau seluruh penjuru negri, kalau pun sudah, tidak semua dari rakyat di negara kita mempunyai handphone yang canggih. Kalau pun sudah, apakah semua orang sudah mengerti cara menggunakannya?

Covid-19 memang terlihat buruk, tetapi ada sisi positif yang bisa kita ambil, seperti mengetahui kelemahan dan kekurangan bangsa kita. Pembangunan besar-besaran secara fisik, belum diimbangi dengan kualiatas sumber daya manusia yang mumpuni adalah sia-sia. Para pegawai kantoran, pekerja harian, buruh pabrik terpaksa di rumahkan. Anak-anak sekolah dan mahasiswa dipaksa pula untuk belajar secara daring. Beberapa aplikasi seperti Zoom dan GoogleMeet menjadi trending dalam masa-masa sekarang. Tetapi tetap saja, masih banyak dari manusia Indonesia yang belum paham cara menggunakannya, itulah yang disebut "Gaptek" alias gagap teknologi.

Maka dari itu, hikmah yang bisa diambil dari wabah Covid-19 adalah tentang pengembangan teknologi, juga pemerataan pembangunan di daerah. Bukan hanya pembangunan secara fisik, tetapi juga membangun sumber daya manusia yang melek teknologi. Perlu dicatat pengguna android di Indonesia merupakan salah satu yang terbanyak di dunia, tetapi telepon pintar itu digunakan sebatas kepentingan individu saja, seperti Whatsapp, facebook, instagram, dan TIKTOK TIKTOK. Perlu adanya edukasi dari pemerintah yang juga dibarengi dengan kesadaran masyarakat tentang pemanfaatan teknologi yang efektif dan efisien. Seandainya, jikalau, bilamana terjadi hal seperti ini lagi yang memaksa kita hidup dari dalam rumah, masyarakat Indonesia tidak lagi gagap terhadap teknologi. Tidak lagi bingung menghadapi situasi-situasi semacam ini.

Re vo lu si Me n tal
Revolusi Kepemimpinan

Bandung, 19 Juni 2020.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun