Mohon tunggu...
Iqbaal Asaahi
Iqbaal Asaahi Mohon Tunggu... Media

Saya, Iqbaal Asaahi Nasywa, Mahasiswa ITBMG S1 Bisnis Digital, memiliki pengalaman sebagai freelance desainer grafis dan editor. Berbekal kemampuan komunikasi yang baik, kreativitas tinggi, serta disiplin dan tanggung jawab dalam bekerja, saya berkomitmen untuk terus mengembangkan diri di bidang desain grafis dan kewirausahaan digital.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca Dunia Lewat Angka

9 Oktober 2025   17:30 Diperbarui: 9 Oktober 2025   17:35 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto "A Picture Is Worth a Thousand Words" (sumber: mdl.library.utoronto.ca))

Menarik kesimpulan tanpa harus menelusuri ribuan baris data di lembar kerja.

Bayangkan sebuah laporan penjualan yang terdiri dari ratusan angka. Jika ditampilkan dalam bentuk tabel, akan sulit dicerna. Namun, ketika divisualisasikan dalam grafik, kita bisa langsung melihat produk mana yang paling laku, kapan puncak penjualan terjadi, dan bagaimana tren per bulannya.

Wajah Dinamis dari Data Modern

Dalam konteks profesional, dashboard berfungsi sebagai command center yang menyajikan informasi penting secara real-time dan interaktif.
Melalui alat seperti Tableau, Power BI, atau Google Data Studio, seorang analis dapat menggabungkan berbagai sumber data dan menyajikannya dalam satu tampilan terpadu.

Sebuah dashboard yang efektif setidaknya mampu menjawab tiga pertanyaan utama:

  1. Apa yang sedang terjadi? (monitoring kondisi terkini)

  2. Mengapa hal itu terjadi? (analisis sebab dan akibat)

  3. Apa langkah selanjutnya? (rekomendasi keputusan berbasis data)

Dashboard yang dirancang dengan baik bukan hanya alat pelaporan, melainkan alat pengambilan keputusan strategis.

Bahaya di Balik Grafis yang Indah

Tidak semua visualisasi bersifat informatif. Ada kalanya grafik dibuat dengan skala yang tidak proporsional, pemilihan warna yang bias, atau interpretasi yang menyesatkan. Fenomena ini dikenal sebagai misleading data visualization.

Contohnya, jika sumbu Y pada grafik tidak dimulai dari nol, perbedaan kecil dapat terlihat sangat besar dan dapat menciptakan kesan yang keliru. Karena itu, seorang data analyst harus memiliki etika visualisasi: memastikan bahwa setiap grafik menyampaikan kebenaran data secara utuh dan jujur, bukan sekadar mendukung narasi tertentu.

(Foto
(Foto "A Picture Is Worth a Thousand Words" (sumber: mdl.library.utoronto.ca))

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun