Mohon tunggu...
IPrice Group
IPrice Group Mohon Tunggu... Akuntan - iPrice Insight

Akun Official dari iPrice Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

5 Alur Distribusi Barang dalam Industri Ecommerce Indonesia

15 Juli 2019   09:18 Diperbarui: 15 Juli 2019   09:37 4336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Aktivitas e-commerce tidak saja berupa jual beli barang, tapi juga tentang proses pengiriman barang agar pasti sampai ke alamat yang benar.

Ketika pembeli selesai memesan barang dari etalase belanja online, berarti mereka telah percaya bahwa perusahaan e-commerce yang menjual barang itu juga sanggup mengirimnya ke alamat yang dituju.

Di industri e-commerce Indonesia, rebut-rebutan kepercayaan konsumen bukanlah hal baru. Banyak perusahaan menghadirkan narasi tentang pengiriman barang yang mudah, murah, cepat, dan tepat untuk menggaet kepercayaan calon pembeli. Kami di iPrice menemukan lima alur distribusi yang biasa ditempuh untuk mengantar barang ke konsumen dalam industri ini.

Tapi apa benar pendistribusian barang di industri e-commerce semudah yang digembar-gemborkan? Ataukah justru alur distribusi barang sejatinya adalah proses yang berbelit-belit? Anda bisa nilai sendiri setelah mengetahui masing-masing alur distribusi di bawah ini.

Perusahaan E-commerce > Pembeli

Perkembangan teknologi mendorong perubahan pada aktivitas perusahaan. Jika dulu suatu perusahaan sebatas memproduksi barang, maka kini mereka juga bisa melakukan aktivitas multi aspek. Salah satunya yakni menunaikan proses distribusi secara mandiri. Barang-barang yang telah mereka produksi dapat langsung dikirim ke pembeli menggunakan tim pengiriman sendiri.

Perusahaan yang memiliki alur distribusi mandiri biasanya juga menerapkan konsep satu pintu dalam layanan belanja online. Maksud satu pintu ini yakni menjadikan halaman situs perusahaannya sebagai platform memajang produk sekaligus tempat transaksi langsung yang didukung jasa pengiriman.

Jadi begitu pembeli menyelesaikan transaksinya, barang yang dipesan akan langsung dikemas dan diproses tim pengiriman ke alamat tujuan. Perusahaan berjenis Business to Consumer (B2C) seperti Sephora, Brodo, dan Alfacart kerap menggunakan alur distribusi langsung ini.

Perusahaan E-commerce > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli

Tidak semua perusahaan e-commerce mampu membina tim distribusi sendiri. Terlebih, geografis pasar Indonesia begitu luas untuk dijangkau. Karenanya, masih banyak perusahaan yang hanya berfokus untuk pengadaan dan penjual produk dari situs mereka sendiri.

Calon pembeli tetap bisa memilih produk dan melakukan transaksi di situs perusahaan terkait. Tapi begitu pembayaran telah dilunasi, produk yang dipilih pembeli akan diantar perusahaan e-commerce ke perusahaan ekspedisi eksternal. Ketika sampai di perusahaan ekspedisi, tim pengiriman terlebih dulu mendata dan menyortir alamat barang sebelum diantar ke pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun