Kepribadian Ulul Albab
Istilah kepribadian dalam bahasa asing berasal dari kata: Â
Personality dari bahasa inggris yang akar kata tersebut berasal dari bahasa latin persona berarti topeng, yaitu topeng yang dipakai oleh aktor drama atau sandiwara ketika memainkan perannya.
Syakhsiyyah dalam bahasa arab, syaksiyyah yang berasal dari kata syakhs yang berarti pribadi, kemudian diberi nisbah sehingga menjadi kata benda buatan (mashdar syina`i) sehingga  menjadi syahksiyyah yang diterjemahkan menjadi kepribadian.
Kata syahksiyyah memiliki kemiripan dengan istilah huwiyah, dzatiyah, nafsilah, aniyyah, dan khuluqiyyah yang setiap kata tersebut memiliki keunikan makna sebagai berikut:
1) kata huwiyah berasal dari kata huwa (dia) lebih menunjukkan pada al-fardiyah yang dalam istilah psikologi ekuivalen dengan individuality; 2) kata ananiyyah berasal dari kata ana (saya) maknanya sama dengan kata huwiyah, tetapi berbeda penggunaannya. Perbedaannya adalah kata huwiyah menunjukkan diri sebagai objek, kata ananiyyah menunjukkan diri sebagai subjek; 3) kata dzatiyyah memiliki arti kecenderungan individu pada dirinya sendiri yang berasal dari substansinya; 4) kata nafsiyyah berasal dari kata nafs yang berarti pribadi; Â 5) kata khuluqiyyah diambil dari kata khuluq yang berarti akhlak atau diartikan sebagai karakter, kecenderungan, dan konstitusi moral.
Ada dua kata psikologi yang berkaitan erat dengan istilah personality adalah identity dan individuality. Kamus psikologi yang dikarang oleh Chaplin, ada perbedaan makna antara kedua kata tersebut. Kata identity berarti diri menunjukkan suatu kondisi kesamaan dalam sifat-sifat karakteristik yang pokok, sedangkan kata individuality menunjukkan segala sesuatu yang menunjukkan perbedaan individu yang satu dengan individu yang lain.
Istilah Ulul Albab diambil dari bahasa Al-Quran.
Mohamad Quraish Shihab menjelaskan kata Albab adalah bentuk jamak dari kata lubb yang berarti saripati sesuatu. Al-Quran Surat Ali Imron ayat 190-191 menjelaskan bahwa orang yang berdzikir dan berpikir (secara murni) atau merenungkan tentang fenomena alam raya, maka akan dapat sampai pada bukti yang sangat nyata tentang keesaan dan kekuasaan Allah.
Baharudin menjelaskan kata albab berasal dari kata l-b-b yang membentuk kata Allubb yang artinya otak atau pikiran (intelek). Albab bukan mengandung arti otak atau pikiran banyak orang, melainkan hanya dimiliki oleh beberapa orang saja. Ulul Albab artinya orang yang memiliki otak berlapis-lapis dan memiliki perasaan yang peka terhadap sekitarnya. Kata tersebut diterjemahkan bahasa Indonesia sepadan dengan istilah cendikiawan sehingga Ulul Albab bisa diartikan sebagai seorang cendikiawan memiliki berbagai kualitas baik dari segi intelektual, emosional, dan perilaku keseharian.
Saefudin  mendefinisikan Ulul Albab adalah pemikir atau intelektual yang memiliki ketajaman analisis terhadap gejala dan proses alamiah dengan metode ilmiah deduktif dan induktif, serta intelektual yang membangun kepribadiannya dengan dzikir dalam keadaan dan situasi apapun, sehingga mampu memanfaatkan gejala, proses, dan sarana alamiah ini untuk kemaslahatan dan kebahagiaan seluruh umat manusia.