Mohon tunggu...
ioanes rakhmat
ioanes rakhmat Mohon Tunggu... Penulis - Science and culture observer

Our thoughts are fallible. We therefore should go on thinking from various perspectives. We will never arrive at final definitive truths. All truths are alive, and therefore give life, strength and joy for all.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Basis Biologi Aneka Ragam Ras Menunjukkan Umat Manusia Itu Bersaudara

13 Mei 2018   01:35 Diperbarui: 1 Juni 2018   14:05 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Getty Images. Image credit Ann Ronan

Genetikus dari Penn University, Sarah Tishkoff, dkk, belum lama ini telah melakukan riset genetik atas sejumlah 1.570 relawan Afrika yang berasal dari populasi-populasi yang berbeda genetik dan etnis di Ethiopia, Tanzania, dan Bostwana.

Para relawan Afrika itu mencakup orang yang berkulit terang seperti beberapa bangsa Asia hingga yang berkulit terhitam di dunia, dan yang berada di antara dua jenis warna kulit ini.

Riset Sarah Tishkoff dkk ini dijalankan lewat kajian pigmen kulit melanin (via pantulan atau refleksi cahaya yang terpancar dari kulit partisipan) dan sampel DNA mereka.

Sarah Tishkoff dkk menemukan sedikitnya ada 6 varian genetik ("penanda biologis") yang terkait signifikan dengan pigmentasi kulit, dan keseluruhannya bertanggungjawab atas 29% varian-varian warna kulit di antara orang-orang di Ethiopia, Tanzania, dan Botswana. Enam varian genetik itu dikenal sebagai SLC24A5, MFSD12, DDB1, TMEM138, OCA2, dan HERC2.

Suatu kajian sebelumnya atas pigmentasi kulit telah berhasil mengidentifikasi varian-varian genetik yang sama, yakni HERC2 dan OCA2, yang ada di balik orang-orang Eropa dan Asia yang umumnya berkulit lebih terang.

Meskipun masih harus dilakukan penelitian lanjutan atas keseluruhan varian genetik yang berhubungan dengan warna kulit, varian-varian genetik yang sudah diidentifikasi itu, yang menghasilkan warna kulit terhitam hingga warna kulit yang lebih terang, menurut Sarah Tishkoff, dipastikan telah ada lebih dari 300.000 tahun yang lalu (saat kemunculan Homo sapiens di Afrika), dan beberapa di antaranya telah berusia hampir 1 juta tahun.

Artinya, varian-varian genetik ini ada lebih dulu dari manusia berpostur modern (Homo sapiens) dan telah membantu mengontrol pigmentasi pada moyang-moyang kita yang primitif.

Selain itu, sangat mungkin varian-varian genetik HERC2 dan OCA2 yang menghasilkan pigmentasi yang lebih terang, telah muncul di Afrika hampir 1 juta tahun lalu, sebelum menyebar ke Eropa dan ke Asia.

Dengan demikian, moyang-moyang purba kita tidak memiliki warna kulit yang gelap atau hitam, tetapi warna kulit yang lebih terang sebelum mereka beradaptasi dengan kondisi-kondisi alam dan kehidupan yang baru. Dulu sekali, di saat kita kehilangan bulu-bulu lebat penutup tubuh dan pindah ke savana-savana yang terbuka, meninggalkan hutan-hutan rimba, tubuh kita beradaptasi dengan menghasilkan kulit yang berwarna lebih gelap dan makin gelap.

Bukti genetik juga menunjukkan bahwa varian pigmentasi yang terang pada SLC24A5 masuk ke Afrika Timur lewat aliran gen dari orang bukan-Afrika. Artinya, lewat kawin silang dengan populasi dari pigmen kulit yang berbeda, warna-warna kulit yang bervariasi dihasilkan lewat kombinasi varian gen-gen.

Pada sejumlah lokasi genetik itu varian-varian genetik yang terkait dengan pigmentasi gelap orang Afrika identik dengan varian-varian genetik populasi orang Asia Selatan dan populasi orang Australo-Melanesia.

Sumber SSPL GettyImages
Sumber SSPL GettyImages
Sarah Tishkoff menyimpulkan bahwa "studi kami ini sungguh-sungguh membuat kita tidak bisa lagi mempercayai ide tentang suatu konstruk biologis bagi setiap ras manusia. Kami temukan, tidak ada batas-batas yang khas dan tersendiri, yang unik, di antara grup-grup ras manusia, yang konsisten dengan varian-varian genetik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun