Pagi itu, langit di atas rumah kami masih juga berwarna abu-abu. Kopi di meja pun sudah dingin, dan saldo e-wallet terasa semakin tipis, padahal baru gajian minggu lalu.
Aku melirik deretan berita di Google Discover. Harga cabai naik. Tiket konser idola ludes. Dan, teman baru saja bikin status cincin emas-nya yang kini bertambah satu lagi di jari manis.
"Emas lagi?" batinku. Dulu aku mengira emas cuma urusan calon pengantin atau kolektor perhiasan. Ternyata, sekarang emas bisa jadi penyelamat finansial.
Tapi jujur aja, pikiran menabung emas sering bikin aku nggak begitu antusias. Ya, karena aku ngerasa itu ribet lah, harus ke toko emas lah, takut uangnya nyangkut lah.
Sampai aku membaca salah satu tulisan di Kompasiana, yang bercerita bagaimana mudahnya menabung emas lewat aplikasi Pegadaian Digital. Singkatnya, nabung emas sekarang semudah nge-gofood.
Ide Brilian Pegadaian Mentransformasi Cara Nabung Emas
Kita tahu bahwa Indonesia punya cerita klasik soal emas. Dari nenek di kampung yang suka menyimpan gelang di bawah bantal, sampai bapak-bapak yang diam-diam mengoleksi koin dinar.
Ya, emas memang sudah lama menjadi cara masyarakat untuk melawan inflasi. Bedanya, sekarang sudah serba digital.
Layanan Digital Pegadaian muncul seperti jembatan antara tradisi dan teknologi. Mau buka Tabungan Emas? Tinggal klik. Mau cicil emas tanpa harus datang ke outlet? Semua bisa dilakukan kapan saja, bahkan sambil nonton drakor.
Jadi, meski sedang duduk di angkot atau di ruang tunggu dokter, kita bisa menabung mulai dari nominal super ringan. Nggak perlu nunggu gaji gede. Dengan modal Rp10 ribu aja, saldo tabungan emas sudah jalan.
Menyelami Fitur-Fitur Emas yang Bikin Tenang
Pertama kali aku membuka aplikasi Pegadaian Digital, aku dibuat kagum. Ada empat fitur favorit yang langsung mencuri perhatian.