Tulisan ini adalah pengalaman saya pribadi, sisi diri untuk belajar mendewasakan diri. Tidak selamanya perhatian yang saya berikan apalagi berlebihan berdampak baik bagi diri ini.
Saya seringkali meluangkan waktu banyak untuk dapat membaca dan menvote tulisan rekan Kompasianer (oleh karenanya saya menamakan diri Full-Time Blogger).
Namun yang terjadi saya malah terlalu cepat membacanya, dan kadang vote yang diberikan mungkin diklik berulang, dan bahkan vote yang saya berikan ternyata malah membuat rekan penulis kompasianer kepikiran, sampai terucap dalam hati beliau "Beneran baca gak, Mas Rian ini?"
Memberikan perhatian berlebihan kepada banyak orang selain berdampak kurang baik pada kesehatan mental diri pribadi, juga ada dampak pada rekan kompasianer yang menimbulkan pelbagai pertanyaan atas perhatian saya.
Perhatian terselubung nih?
Pada dasarnya perhatian yang diberikan itu baik, menunjukkan sisi peduli dan rasa kekeluargaan bahkan silaturahmi.
Namun pada akhirnya saya menyadari, saya belajar untuk baca artikel sahabat kompasianer pelan-pelan dan kemudian apabila sudah dapat diresap dirasakan kebermanfaatannya, barulah saya menvote dan berterima kasih atas artikel yang disajikan kompasianer.
Ternyata perhatian yang saya berikan ada dampaknya juga jika saya lakukan secara berlebihan, apalagi kalau sampai bikin overthinking, karena kepikiran, jangan-jangan tadi saya salah vote, jangan-jangan saya bikin bingung nan kepikiran sahabat atas respon saya di artikelnya. Wah jadi masalah.
Saya belajar memberikan perhatian, sesuai kemampuan diri, dan semoga bisa memberikan dukungan berharga pada rekan kompasianer.
Makasih ya udah baca.
Tertanda.
Rian.
Cimahi, 30 September 2022.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!