Balarama kemudian menombak mati Meshiha Deghala. Dan inilah awal dari Zaman Penuh Cinta dan Kehebatan (Age of Love and Great) yang dinubuatkan para Leluhur, jika umat Sanatana Dharma menyebutnya era Premayuga, sementara kepercayaan Nusantara menyebutnya era Kalasuba.
Wafatnya Balarama
Bertahun-tahun kepemimpinan Balarama di muka bumi melalui pemerintahan Imperium Bumi Nusantara. Planet Bumi dipenuhi keadilan yang sebelumnya dipenuhi ketidakadilan. Kemakmuran bumi melimpah sehingga tak ada satupun rakyat yang hidup melarat. Sebuah kehidupan surgawi di zaman ini.
Namun kondisi badan Balarama semakin melemah. Segala pemikiran hebat Balarama harus dibayar dengan penyakit kanker otak yang selama ini ia tidak rasakan. Semakin parah kondisi Balarama. Balarama menulis sebuah tulisan dan kemudian ia simpan di dalam dompet pribadinya. Entah tulisan apa yang ia tulis.
Seluruh Rakyat meneteskan air mata. Waktu kehilangan sang pemimpin besar, kian mendekat. Segala pengobatan diupayakan. Namun kemampuan berfikir Balarama makin terkikis. Semua kenangan indah dan menggelora yang ada, membuat Rakyat semua begitu pilu, penuh isak tangis.
Saat-saat terakhir Balarama mulai tak berdaya dan mulai menghembuskan nafas terakhirnya. Ia segera mengeluarkan tulisan di dompetnya, untuk dibacakan kepada seluruh rakyatnya.
Tulisan itu berbunyi.
"Sertakan Personalitas yang Mulia.
Dermakan Pengetahuan yang bermanfaat.
Penuhi Dunia dengan Cinta.
Dimulai aku tiada."
Sebuah Kisah Fikisana.
Karya.
Rian.
6 April 2022.