Mohon tunggu...
Intantya Purwoko Putrie
Intantya Purwoko Putrie Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Proffessional writer. Author of compilation books Terima Kasih Ayah (2013). Freelancer. Passionate photographer. Happy blogger. Lifetime learner.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Aji, 6 Tahun Berjalan Kaki Mengelilingi Indonesia

2 Oktober 2012   08:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:22 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu, Jumat, 28 September 2012, sekitar pukul 11.35 WIB, saya menemukan sesuatu yang unik di perjalanan pulang kuliah. Tepat di depan SLB 1 Bantul, Jl. Wates km. 3, terlihat seorang pemuda berkulit gelap berjalan gagah dan semangat, sesekali dia menyapa orang-orang di sekitarnya yang menyapanya dengan ramah, meskipun beberapa ada juga yang heran.  Sesekali pemuda itu mengelap keringatnya dengan tangan. Langkahnya tegas, ia terlihat seperti pantang menyerah. Di punggungnya terpasang tas ransel  yang sekaligus ia gunakan untuk memasang bambu yang cukup tinggi untuk mengibarkan bendera merah putih seiring ia berjalan. Di bagian depan dan belakang tubuhnya, terpampang sebuah kertas HVS bertuliskan “Pejalan Kaki Seluruh Indonesia. 2006 – 2012, Nusantara”. Apakah orang ini waras?

134916474227788534
134916474227788534

Beberapa orang di sekitarnya saat itu terlihat seperti menertawakannya. Sebagian lagi melihatnya dengan ekspresi keheranan.  Ada juga yang berbaik hati memberinya sebotol minuman isotonic dengan cuma-cuma. Dengan ramahnya pria itu menerima pemberian itu, sesaat mengobrol, kemudian ia kembali berjalan. Entah kemana arah yang ia tuju, seakan-akan dia tidak lagi memperdulikan panasnya terik matahari di tengah hari itu.

13491652261410144064
13491652261410144064

Tertarik akan fenomena ini, saya pun berhenti menghampiri pria itu. Pria itu justru menyapa saya dengan ramah, namun sesekali terlihat bingung. Gaya bicaranya lugas,  dan setelah saya memperkenalkan diri saya sebagai mahasiswa, kemudian kami berbincang –bincang sebentar.  Karena teriknya matahari saat itu, saya mengajaknya menepi ke tempat yang agak teduh.

Pria itu bernama Aji. Sudah 6 tahun ia berjalan kaki mengelilingi beberapa daerah di Indonesia. Ya, ia memulai langkahnya sejak pertengahan tahun 2006, dengan hanya berbekal uang 10 ribu rupiah. “Saat itu saya bertekad bisa mengelilingi Indonesia, meneruskan jejak ayah saya yang sudah berkeliling Indonesia dengan berjalan kaki, dan sampai sekarang saya bisa bertahan selama 6 tahun. “ ujar pria 32 tahun ini.  Menurut pengakuannya, dulu sang ayah juga berpetualang dengan berjalan kaki mengelilingi Indonesia. “Persisnya, saya lupa tahun berapa..  Saat itu saya masih kecil.“ akunya sambil mengelap keringatnya.

Selama 6 tahun, pria ini sudah menginjakkan kakinya di beberapa kota di seluruh Indonesia. Ia mengaku bahwa seluruh pulau besar di Indonesia sudah ia kunjungi. Untuk penyebrangan antar pulau, Aji memang menggunakan kapal, dengan menumpang mobil truk atau apapun yang bisa membantunya, selanjutnya ia melanjutkan perjalanannnya dengan berjalan kaki, sesuai dengan tekadnya. Dulu ia memulai perjalanannya dari kota asalnya, Tuban, kemudian ia pergi ke Surabaya, Bali, dan selanjutnya ia mengunjungi Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Setelah menjelajahi beberapa kota di Sumatera, ia kembali lagi ke Pulau Jawa menyusuri Pantura dan sampailah ia di Jogja. “Saya habis dari Semarang. Sekarang saya mau jalan terus ke Bandung, setelah itu ke Jakarta, saya mau ketemu orang-orang penting disana, mau menyampaikan aspirasi. Sekalian kasih surat ini ke orang yang bersangkutan, bagaimana caranya bisa mengelilingi Asia juga dengan berjalan kaki.” Tuturnya sambil mengeluarkan surat pernyataan dari pemerintah Surabaya.

13491655471955697074
13491655471955697074

Disinggung mengenai motivasinya melakukan hal ini, pria yang belum berkeluarga ini menyatakan bahwa ia hanya ingin bertekad mengunjungi seluruh wilayah di Indonesia, sekaligus mengikuti jejak ayahnya. Lantas, bagaimana perjuangan Aji selama 6 tahun untuk bertahan hidup tanpa uang? “Saya tidur biasanya di Kapolsek atau Koramil. Makan ya kadang dikasih, kadang juga ada orang yang sukarela memberi saya uang untuk membeli makan. Semuanya saya jalani ikhlas dengan senang hati.” Jelas  pria tamatan SD ini.

Sebelum memulai perjalanan ini, dulunya Aji adalah pemuda yang aktif di kampungnya. Sesekali ia bekerja serabutan, karena ia hanyalah lulusan SD. Kemudian ketika ia berumur 25 tahun tekadnya bulat untuk mengelilingi Indonesia sebagai rasa cintanya kepada tanah air. Setelah mendapat restu dari kedua orang tuanya,  maka berangkatlah ia dengan modal seadanya.

Disinggung secara psikologis, mungkin kondisi kesehatan psikologis Aji cenderung ambisius, cenderung  banyak menerima sugesti tetapi tidak diimbangi dengan pemikiran rasional. Sehingga ia seolah-olah hanya mementingkan hidupnya sendiri dengan implikasi “yang penting” tekadnya itu tercapai. Padahal hal-hal tersebut bisa jadi merugikan dirinya sendiri, dan mungkin juga merugikan keluarga dan sanak-familinya yang menunggunya pulang ke rumah. Apa mau dikata, kecenderungannya memilih untuk menghabiskan tahun demi tahun di jalanan, membuatnya seperti “orang sebatang kara” demi mencapai tekadnya untuk mengelilingi Indonesia dengan berjalan kaki.

1349165715947523132
1349165715947523132

Dan ia terus menyusuri hari. Dari kota ke kota, waktu ke waktu. Biarlah. Tirulah semangatnya, bukan tekadnya :D

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun