Mohon tunggu...
Intan SKusumawardani
Intan SKusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Suka menulis dan hobi membaca berbagai buku, cerpen, artikel dll. Baru mulai berani menunjukkan karya di tahun ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Angan

23 Oktober 2022   20:00 Diperbarui: 23 Oktober 2022   20:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Sekitar pukul empat sore kulajukan motorku meninggalkan kampus tempatku menimba ilmu. Aku melajukan motorku dengan pelan enggan mempercepatnya meskipun perjalanan masih panjang, aku sedang ingin menikmati pemandangan. Dan benar saja pemandangan yang kulewati sore itu benar-benar memanjakan mata. 

            Barisan pohon jati yang meranggas terlihat begitu indah kala diterpa sinar mentari di sore hari. Aku semakin memelankan lajuku kala melewati bukit-bukit kecil yang penuh dengan pohon jati. Aku dapat melihat ada pondok kecil diatas sebuah  bukit yang dikelilingi dengan pohon jati. Pondok itu semula tidak terlihat karena rindangnya daun jati di sekitarnya. Kini saat pondok kecil itu terlihat mampu memberikan suasana yang berbeda. Ada begitu banyak imajinasi dalam anganku kala melihat pemandangan tersebut.

             Kutambah laju motorku kala pemandangan itu berakhir, namun tidak lama setelahnya aku malah menghentikan lajuku. Disisi kanan jalan terdapat sebidang sawah yang diapit dengan rumah. Aku tidak tahu jam berapa kala itu, tapi lagit berubah sedikit jingga, dan sinar mentari yang menyinari sawah tersebut berwarna keemasan yang begitu indah.

            Masih kuingat betapa indahnya pemandangan itu, dan masih sangat kuingat bagaimana reaksi warga yang melihatku kala itu. Mereka menoleh sebentar sembari memandang heran kepadaku, mungkin pikir mereka aku kurang kerjaan. Bagaimanapun aku terdiam disana cukup lama hanya untuk menikmati pemandangan indah yang mungkin sudah sering mereka lihat.

            Setelahnya kulajukan motorku dengan cepat karena hari telah beranjak petang. Jika aku telat pulang kerumah yang ada ibuku akan marah, maklumlah anak perempuan tidak baik jika pulang terlalu petang. Setelah malam tiba dan aku telah beristirahat di kamar mungilku tercinta, aku kembali mengingat pemandangan yang kulalui tadi.

            Aku selalu melalui jalan yang sama selama bertahun-tahun, namun baru kali ini aku menyadari betapa indahnya pemandangan yang kulewati. Barisan pohon jati yang meranggas menjadi perhatian utamaku. Kala melihatnya hatiku begitu tenang dan mengalir perasaan melankolis didalamnya. Aku seperti melewati jalur berbeda dengan yang kulewati sebelum-sebelumnya.

            Kini perasaan melankolis itu kembali menyerang kala aku tidur telentang. Jangan salah mengartikan yang ada di anganku bukanlah barisan para mantan. Namun berbagai macam film, anime, buku dan novel yang pernah kulihat dan kubaca. Otakku sedang bekerja gila-gilaan untuk mencocokkan adegan dan cerita dengan tempat-tempat yang tadi aku lalui, begitu pula dengan suasananya.

            Tempat-tempat itu pasti akan memberikan suasana yang berbeda dari cerita atau adegan aslinya. Ahhh.. sekarang aku merasa bagaikan sutradara yang tengah merangkai jalannya cerita yang akan menjadi maha karya. Ya ampun, anganku semakin melantur saja, mungkin ini pertanda agar aku segera terlelap. Namun apa salahnya merangkai cerita dalam angan ???

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun