Akselerasi teknologi di dunia pendidikan dapat menjadi pintu terbuka bagi pembelajaran spesial di masa pandemi.Â
Di sini saya sebagai guru harus memiliki kemampuan non teknis dalam menjalani proses adaptasi agar mampu menciptakan pembelajaran efektif dan terarah. Sehingga kemampuan kolaboratif, komunikatif, kreatif dan berpikir kritis siswa tetap dapat kita pelihara.
Menggali ilmu merupakan cara saya untuk bangkit dari suatu masalah. Saya ikut pelatihan daring yang berkaitan dengan pembelajaran di era pandemi.Â
Dari pelatihan itu saya banyak mendapatkan pencerahan pembelajaran di era pandemi. Hingga akhirnya saya sadar bahwa ada solusi untuk sebuah masalah saya dan saya terpikir bahwa saya harus berani mencobanya. Â
Jangan-jangan solusi tersebut bisa memecah masalah di proses pembelajaran tatap muka terbatas saya. Jadi, mengapa tidak saya coba?
Salah satu pelatihan yang saya ikuti memberikan solusi kelas campuran. Di kelas ini saya memberikan pembelajaran campuran untuk mengoptimalkan pengalaman belajar siswa.Â
Ada beberapa hal yang saya lakukan dalam penerapan pembelajaran campuran di kelas, yaitu:
1. Pembelajaran Asinkron
Diproses belajar ini, saya memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengatur waktu, tempat, alur dan tempo belajarnya sesuai dengan kesiapan dan kemampuannya. Tidak ada keharusan guru dan siswa bertemu pada saat bersamaan.Â
Jadi murid tetap dapat belajar meski tanpa kehadiran guru. Tujuannya untuk memberikan pemahaman materi tanpa batas waktu.Â