Pada pembelajaran sinkron ini, saya memberikan pendampingan pada siswa saat PTMT di sekolah. Misalnya melalui demontrasi, praktikum dan diskusi kelompok untuk memberikan pengalaman belajar yang berbeda. Tujuannya agar siswa mengingat secara maksimal berdasarkan kemampuannya melalui lihat dan coba.
Sebelum pembelajaran ini saya sudah mempersiapkan segalanya. Seperti mengkomunikasikan pada siswa tentang rencana pembelajaran saat PTMT, mengetahui kesiapan mereka, mempersiapkan rancangan pembelajaran yang akan saya lakukan  dan  mempersiapkan lembar kerja siswa untuk mempermudah pelaksanaan praktik nantinya.
Pembelajaran seperti ini bisa lebih komunikatif dan interaktif sehingga menumbuhkan antusiasme siswa.Â
Saya yakin setiap kepala pasti memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ini lah yang saya picu untuk membangkitkan semangat belajar mereka.
Pada proses ini pula saya dapat merefleksikan proses pembelajaran bersama siswa, di mana siswa dapat menandai dan menilai proses belajar dan pencapaian belajarnya secara klasikal.Â
Hal ini menjadi keuntungan buat saya sebagai guru karena langsung dapat mengetahui baik buruknya kegiatan belajar yang sudah dilakukan.
3. Memastikan pembelajaran asinkron dan pembelajaran sinkron terhubung menjadi satu kesatuan yang terintegrasi
Untuk memastikan adanya keterkaitan tersebut, saya selalu gunakan metode dan media belajar yang beragam sesuai dengan minat siswa.Â
Ada materi dalam bentuk video pembelajaran bagi yang audio visual, power point dan diktat bagi yang suka melihat dan membaca agar mereka memiliki ketertarikan untuk melihat dan mempelajarinya.Â
Semua ini demi memastikan adanya satu kesatuan pembelajaran campuran yang saya lakukan. Tak jauh beda dengan Bhineka Tunggal Ika, berbeda beda tetapi tetap satu jua.