Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bendera Lusuh

11 Agustus 2021   10:14 Diperbarui: 11 Agustus 2021   10:48 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Merah Putih di Kalurahan Giripeni, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY. (KOMPAS.COM/DANI JULIUS)

Sesungguhnya dia hanya butuh teman. Seseorang yang mau mendengarkan curhatannya. Itulah sebabnya. Kenapa dia sering bicara sendiri. Kadang diselingi dengan senyum-senyum.

Maka tidaklah aneh. Orang-orang, terutama anak-anak, mengatakan dia gila. Kenthir. Miring. Kurang genap. Tidak waras. Kemana-mana selalu mengibarkan bendera yang sudah pudar warnanya. Lusuh. Bendera itu diikat pada sepotong bambu.

"Merdeka. Merdeka." begitu teriaknya setiap saat jika bertemu dengan orang lain.

Apabila orang tersebut menjawab "Merdeka!". Dia akan semakin bersemangat memekikkan kata merdeka. "Merdeka! Indonesia merdeka!"

*

Aku mendengar kisah tentang pejuang itu dari penuturan cerita kakek. Pada masa perang kemerdekaan dulu, sekalipun usianya belum genap sepuluh tahun, dia sudah terlibat dalam perang.

Tugasnya menjadi kurir. Tanggung jawabnya adalah mengantarkan berita atau perintah dari satu pos ke pos pejuang lainnya. Dia  memang seorang pejuang nan gagah berani. Dengan santainya dia melewati pos penjagaan penjajah.

Apalagi dia kala itu masih anak-anak. Para tentara penjajah itu tidak curiga dengannya. Maka dia dengan leluasa menjalankan misinya.

Setelah kemerdekaan. Para pejuang dewasa dijadikan tentara secara formal. Beberapa di antaranya mendapatkan kedudukan di kemiliteran. Sayangnya karena usianya belum dewasa, sang pejuang muda waktu itu tidak mendapatkan apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun