Â
dedaunan kering di sapu ranggas terik
melayang-layang tak tentu arah
terbang mengikuti kehendak angin
tersadar,
sang kemarau telah menjemput musim
penghujan telah berlalu pergi
gugur telah mengganti hijau daun semi
dia selalu belajar
pada kibaran di puncak tiang
yang tak menyerah diterpa gejolak zaman
meski lusuh dimangsa waktu
kendati kuyub diterpa hujan
walau kusam ditelan putaran roda musim
jejak-jejaknya tak pernah hilang terhapus
selalu tertinggal tapak yang membekas
di jalan kenangan berbatu
pada pematang rindu yang basah
hingga ngarai kalbu yang teramat dalam
dia ...
tak kan pernah lupa
pada janjinya untuk tegak berkibar pada setiap musim
dia ....
tak kan pernah ingkar
pada sumpah api setia sedarah dan sejiwa
dia ....
tak kan pernah lalai
pada tugasnya sebagai tonggak pengingat warisan kedaulatan mulia
dia ....
selalu siaga
meski wajah heroiknya terkadang bermuram durja
kala didera derai airmata anak bangsa