Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Mencatatkan Sejarah?

8 Agustus 2021   08:17 Diperbarui: 8 Agustus 2021   08:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konon, bukti tertulis berperan penting dalam mengungkap pola hidup masyarakat pada peradaban masa lampau. Tata nilai, budaya, penemuan dan teknologi di masa kini, terekam dalam prasasti, kitab, jurnal, dan sirah.

"Aksara bukan sekadar identitas. Lebih dari itu, ia adalah penerang jalan bagi ilmu pengetahuan."

Penggunaan aksara tak pernah ketinggalan zaman. Penulis-penulis termasyhur lahir dari kegemarannya merangkai aksara, berbagi inspirasi, dan merekam sudut-sudut peradaban pada masa mereka berada.

Pada masa kini, aksara dirangkai, terkadang sekadar untuk menceritakan tentang kehidupan sehari-hari. Sebagai media hiburan dan pengetahuan, dan dampaknya mungkin tidak instan.

Namun, kelak seluruh aksara yang dirangkai akan dapat diwariskan. Bermanfaat atau tidak, nilainya ada pada generasi mendatang.

Menulis adalah kebutuhan

Tome Pires pada abad ke-15 mencatat seluruh aktivitas penjelajahan dalam buku Suma Oriental. Catatan yang pada masa kini bermanfaat untuk mengetahui kondisi dan situasi Nusantara pada masa lampau.

Bila Tome Pires menulis untuk keperluan laporan, lain halnya dengan Bujangga Manik pada abad yang sama. Ia adalah Resi keturunan raja yang melakukan perjalanan Jawa - Bali.

Denyut kehidupan pada masa lampau di pulau Jawa diceritakan dengan gaya sastra memikat. Nama-nama tempat dan wilayah dilukiskan dalam syair berima.

Dikutip dari Wikipedia, naskah Bujangga Manik saat ini disimpan di Perpustakaan Bodley di Universitas Oxford sejak tahun 1627 (MS Jav. b. 3 (R), cf. Noorduyn 1968:469, Ricklefs/Voorhoeve 1977: 181).

Di masa kini, menulis merupakan sarana menuangkan ekspresi. Baik yang bernilai komersial maupun sekadar katarsis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun