Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Segenggam Cita untuk Kampung Halaman (Catatan dari Lomba Gagasan Tertulis "Sura-Sura Karo")

5 Januari 2021   06:13 Diperbarui: 5 Januari 2021   07:28 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Webinar (Sumber: Dokumen Sura-Sura Karo)

Dari ibu ini kami belajar bahwa salah satu aspek yang penting untuk "sura-sura" atau gagasan dalam keilmuan sebagaimana menurut Friedman (2006) adalah adanya opennes. Itu adalah karakter yang dimiliki oleh orang yang imajinatif, kreatif, dan artistik.

Opennes mengacu pada kemampuan untuk bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, dan fokus. Seseorang dengan openness yang tinggi pastilah memiliki pemikiran yang imajinatif.

Menuju ke sana, menurut Prof. Budi Anna diperlukan beberapa langkah dan tahapan yang harus ditempuh. Pertama, perlu memahami bahwa tidak ada larangan bagi manusia untuk berpikir. Kedua, perlu memahami bahwa penting untuk menuliskan ide. "Ide apa pun, tuliskanlah itu!" katanya. Ketiga, penting untuk memahami bahwa sebuah ide yang ditulis, apa pun itu, akan menjadi sebuah dokumen.

Biasanya, apa yang kita tuliskan adalah sesuatu yang sudah dilakukan. Maka, apa yang sudah dituliskan akan bermanfaat untuk dibaca oleh orang lain.

Beliau mengambil perbandingan dari riwayat hidup Einstein dan Edison, bahwa mereka berdua, dan juga para kreator dan penemu yang memiliki nama besar lainnya, tidak memperoleh keberhasilan hanya dalam sekali percobaan.

"I don't care what you are writing," katanya lagi. Satu hal yang terpenting adalah bahwa kita sudah berupaya menuliskan sesuatu yang kita anggap sebagai yang terbaik. Tidak ada orang yang berencana menuliskan sesuatu yang buruk. Kalaupun ada, bukankah itu gila?

Beliau membagikan sebuah teori moral dalam menulis gagasan, "Saya tidak memikirkan diri saya sendiri saat menuliskan sebuah gagasan."

Banyak cendekiawan Karo, tapi gagasan mereka itu tidak akan tersalurkan kalau tidak ada yang menghimpun dan melaksanakannya. Salah satu sifat dan karakter orang Karo adalah terbuka terhadap berbagai gagasan.


"Mereka, para peserta lomba menulis itu, ibarat berlian yang masih dilumuri lumpur. Ide brilian mereka perlu dihimpun dan dilaksanakan oleh orang-orang yang peduli terhadap Tanah Karo," demikian kata Prof. Budi Anna.

Bujur melala, Nande 'Terima kasih, Ibu.' Kehadiranmu adalah suatu kehormatan bagi kami, anak-anakmu. Jadilah "sura-sura si mehuli" - harapan yang baik dan mulia, untuk Tanah Karo yang lebih baik dan rakyatna yang sejahtera, aman dan tenteram. Amin.

Selamat kepada para pemenang dan orang-orang yang sudah menulis sampai hari ini. Tuhan memberkati.

Ditulis oleh TT van de Karr untuk Inspirasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun