Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Segenggam Cita untuk Kampung Halaman (Catatan dari Lomba Gagasan Tertulis "Sura-Sura Karo")

5 Januari 2021   06:13 Diperbarui: 5 Januari 2021   07:28 1563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Webinar (Sumber: Dokumen Sura-Sura Karo)

Indra adalah juga founder dari platform "Sura-Sura Karo". Ia juga seorang kompasianer yang dapat dijumpai di akun ini. Acara ini juga dihadiri oleh kesepuluh peserta lomba dengan karya terbaik yang masuk sebagai finalis.

Adapun yang menjadi juara pada lomba ini adalah:

  • Juara 1, Kristian Pernandes Purba, dengan tulisan berjudul "Konservasi dan Inovasi untuk Kebutuhan Air Bersih di Karo."
  • Juara 2, Gracety Fani br Ginting, dengan tulisan berjudul "Covid 19 sebagai Batu Loncatan Menuju Masa Depan Tanah Karo yang Gemilang."
  • Juara 3, Amelia br Barus, dengan tulisan berjudul "The Purpose of Tanah Karo: Artificial Inteligence Agriculture sebagai Inovasi Pertanian dalam Upaya Peningkatan Ekonomi dan Kesejahteraan Pertanian."


Juara Lomba (Sumber: Dokumen Sura-Sura Karo)
Juara Lomba (Sumber: Dokumen Sura-Sura Karo)
Selain itu, sebagai tindak lanjut dari kegiatan lomba pasca pengumuman pemenang, maka akan dibuat booklet antologi Top 10 karya terbaik, yang rencananya akan diberikan kepada pemimpin baru Tanah Karo dan unit kerja Pemerintah Kabupaten Karo terkait lainnya.

Antologi ini kiranya merupakan kumpulan "sura-sura" atau harapan dari sebagian pemuda/ pemudi yang mewakili suara hati warga Tanah Karo, yang memiliki kerinduan untuk terwujudnya Tanah Karo yang lebih baik.

Ke depannya akan terus digalakkan penyajian berbagai konten untuk "Sura-Sura Karo", berupa infografis tentang karya ilmiah (jurnal, publikasi, dan lainnya) yang berkenaan dengan topik Tanah Karo atau ditulis oleh orang Karo, melalui berbagai kanal media sosial.

Nantinya, akan diberikan apresiasi dari wadah komunitas untuk infografis terbaik dan terfavorit. Selain itu ada masukan dan harapan untuk membuat suatu komunitas penulis "Sura-Sura Karo", dimana setiap anggota Komunitas "Sura-Sura Karo" akan menulis dengan menggunakan platform Kompasiana. Ini sebagai langkah awal bagi lahirnya ide-ide kreatif dan inovatif lainnya di kemudian hari.

Catatan Akhir Sebagai Awal


Dalam acara penganugerahan hadiah bagi para juara lomba ini, disajikan juga review secara umum oleh para dewan juri atas hasil tulisan yang dikirimkan oleh para peserta. Hal itu diharapkan menjadi masukan bagi para peserta untuk memperbaiki kualitas tulisan pada kesempatan dan event sejenis lainnya.

Adapun dewan juri pada lomba tersebut adalah Teopilus S. Tarigan, SSTP (ASN & Kompasianer), Herison Surbakti, MM, MT, PhD (C) (Dosen & Peneliti), Esra J. Ginting, SST, MBA (ASN & Penulis), Euthalia br Ginting, BBus (Praktisi Bisnis & Alumni The Scholar Indonesia), dan Dr. Julbintor Kembaren, SKom, MM (Senior Manager di PT. Palma Serasih & Faculty Member BINUS University). Acara ini dibuka untuk umum, dan gratis.

Ada satu hal yang membuat acara ini menjadi lebih berkesan. Tidak lain adalah karena kehadiran tak terduga Prof. Budi Anna Keliat, seorang Guru Besar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang sangat rendah hati. Ia yang juga merupakan orang Karo, barangkali mengetahui tantang adanya acara ini dan berkenan menghadirinya.

Foto: Penganugerahan Hadiah Pemenang Lomba Gagasan Tertulis Sura-Sura Karo (Dokpri)
Foto: Penganugerahan Hadiah Pemenang Lomba Gagasan Tertulis Sura-Sura Karo (Dokpri)
Prof. Budi Anna Keliat bersama timnya sudah melatih relawan dalam keluarga sebagai agen perubahan menuju adaptasi kebiasaan baru akibat pandemi Covid-19. Lebih kurang sudah 9.000 orang, sejak April 2020 sampai dengan sekarang, yang dilakukan secara daring dan gratis. Kegiatan itu merupakan hasil kerjasama dengan dinas kesehatan dan puskesmas, serta tokoh masyarakat pada 34 propinsi di Indonesia.

"Semangat!" Cukup satu kata itu saja dari ibu, yang kami panggil "Nande" dalam bahasa Karo itu. Guru besar yang rendah hati ini sudah sangat membesarkan hati kami, orang-orang muda yang hanya bisa bersuara dengan sederhana.

Suara kami hanyalah sebuah gagasan kecil untuk kampung halaman tercinta, "Taneh Karo si malem". Itu adalah terjemahan bahasa Karo untuk bumi yang "gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo", dalam batin kami. Tak lain, itu adalah keadaan bumi pertiwi Indonesia, Tanah Karo khususnya, yang kekayaan alamnya berlimpah, dan damai tenteram.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun