Mohon tunggu...
Inspirasiana
Inspirasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer Peduli Edukasi.

Kami mendukung taman baca di Soa NTT dan Boyolali. KRewards sepenuhnya untuk dukung cita-cita literasi. Untuk donasi naskah, buku, dan dana silakan hubungi: donasibukuina@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nikmatnya Lemang Kancung Beruk Khas Kerinci

7 November 2020   06:30 Diperbarui: 9 November 2020   15:48 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Lemang Kancung Beruk makanan khas Kabupaten Kerinci/ Rina via metrojambi.com

Daerah Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi selain terkenal sebagai sentra penghasil kulit manis, juga menyimpan banyak keunikan. Di daerah Lempur ini juga terdapat hutan adat dengan luas 40.000 Ha, yang dikelola oleh masyarakat adat bernama hutan adat Lekuk 50 Tumbi.

Hutan adat ini pernah mendapat penghargaan lingkungan hidup tingkat nasional, Kalpataru, pada tahun 2015. Dalam pengelolaannya, pemegang adat mengeluarkan aturan adat untuk melindungi, serta memberi sanksi adat bagi masyarakat yang merusak hutan adat Lekuk 50 Tumbi ini. Hutan adat oleh masyarakat setempat sering disebut "Imbo Larangan" (Imbo dalam bahasa Kerinci, artinya rimba).

Ilustrasi: Tumbuhan Kantong Semar sebagai wadah bakal lemang (Foto: bukusehat.com via traveltodayindonesia.com)
Ilustrasi: Tumbuhan Kantong Semar sebagai wadah bakal lemang (Foto: bukusehat.com via traveltodayindonesia.com)

Salah satu tanaman yang tumbuh di kawasan hutan adat Lekuk 50 Tumbi adalah Kantong Semar (Nephentes ampullaria), atau di daerah Lempur dikenal dengan nama lokal Kancung Beruk. Kantong Semar termasuk tanaman yang dilindungi.

International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukan Kantong Semar dalam red list sebagai tanaman yang sangat berisiko punah, pada tahun 2014 yang lalu. Uniknya di daerah Lempur, Kantong Semar atau Kancung Beruk ini dijadikan kuliner khas Lempur.

Untuk diketahui, di daerah Lempur setiap tahun diadakan Kenduri Sko. Kenduri artinya pesta, Sko artinya pusaka. Kenduri Sko sudah ada sejak dulu, dengan ritual menurunkan benda-benda pusaka nenek moyang untuk dibersihkan.

Tapi kini Kenduri Sko lebih kepada kenduri setelah panen, tidak lagi melaksanakan ritual menurunkan benda-benda pusaka. Namun, hanya lebih sebagai ucapan rasa syukur, karena masa panen telah datang .

Seremonial seperti memanggil roh nenek moyang dengan membakar kemenyan pada saat Tari Tauh dan Mantau tetap dilakukan sebagai bagian pelestarian budaya. Pada intinya Kenduri Sko ini adalah ungkapan rasa syukur setelah menuai padi, berterimakasih kepada nenek moyang yang telah merintis juga mempererat silaturahmi.

Acara Kenduri Sko juga merupakan acara pelantikan pemangku adat seperti Depati, Ninik Mamak dan gelar adat lainnya. Karena setiap tahun ada regenerasi untuk pemangku adat ini.

Nah, dalam Kenduri Sko ini selain makanan tradisonal seperti lemang yang wajib untuk acara adat, juga terdapat kuliner lemang Kancung Beruk. Lemang Kancung Beruk ini adalah makanan dari ketan dalam wadah tanaman Kancung Beruk atau Kantong Semar, dan disajikan dengan kuah santan srikaya.

Cara membuat kuliner lemang Kancung Beruk ini ada dua cara. Cara pertama, bisa ditanak ketannya dulu baru penyajiannya dimasukan ke dalam wadah tanaman Kancung Beruk. Cara kedua, menanak ketannya langsung dengan menggunakan wadah tanaman Kancung Beruk.

Beras ketan ada yang merah, putih dan hitam. Sebaiknya menggunakan beras ketan putih. Cara yang pertama, tanak beras ketan putih. Bisa dengan dikukus atau ditanak dalam panci, dengan menggunakan air santan dan sedikit garam.

Sama seperti cara membuat lemang, cuma bedanya lemang dengan wadah bambu dan memasaknya dengan dibakar. Sementara itu, lemang Kancung Beruk dengan dikukus atau ditanak ketannya di dalam panci.

Tip menanak beras ketan adalah, jika menanak dengan panci maka takaran air atau air santan harus segaris dengan beras ketannya. Namun, kalau menanak dengan kukusan, rendam sebentar beras ketan, lalu dikukus dan sesekali disiram dengan air santan yang sudah diberi sedikit garam, sampai matang.

Ilustrasi: Lemang Kantong Semar sebelum dikukus matang (Foto: hanifah-hawwa.blogspot.co.id via traveltodayindonesia.com)
Ilustrasi: Lemang Kantong Semar sebelum dikukus matang (Foto: hanifah-hawwa.blogspot.co.id via traveltodayindonesia.com)
Cara kedua adalah memasak langsung menggunakan wadah tanaman Kancung Beruk atau Kantong Semar. Kancung Beruk atau Kantong Semar terlebih dahulu kita bersihkan. Tangkainya tetap dibiarkan utuh supaya tidak bocor, lalu masukkan beras ketan yang dicampur dengan air santan, dan sedikit garam. Kemudian dikukus.

Untuk melengkapinya bisa dibuat kuah santan srikaya dari bahan-bahan: santan, gula merah, sedikit garam, dan daun pandan, yang dimasak hingga kental. Kuah santan srikaya ini sangat enak dengan rasa khas gula enau Kerinci.

Jika ingin menyantap lemang Kancung Beruk, cukup dengan memasukkan kuah santan ke dalam Kancung Beruk atau Kantong Semar yang telah diisi ketan, lalu diaduk-aduk dan dinikmati menggunakan sendok atau bisa juga dipindahkan ke piring. Aroma wangi Kancung Beruk ini sangat menggugah selera untuk menikmatinya.

Apalagi beras ketan yang pulen dan berminyak, bercampur dengan manis gula enau khas Kerinci pada kuah santan srikaya.

Ilustrasi: Kancung Beruk Lemang (Foto by Luke Mackin via www.wildsumatra.com)
Ilustrasi: Kancung Beruk Lemang (Foto by Luke Mackin via www.wildsumatra.com)

Karena keunikannya, makanan lemang Kancung Beruk ini bisa menjadi pemenang dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia II 2017, dalam kategori makanan tradisional terpopuler. Ini cukup membanggakan bagi Kabupaten Kerinci, Jambi.

Tumbuhan Kancung Beruk atau Kantong Semar ini dilindungi dan semakin langka. Oleh sebab itu masyarakat adat mengambil kebijakan bahwa Kancung Beruk atau Kantong Semar hanya boleh diambil untuk acara adat saja. Mengingat tumbuhan ini juga hanya banyak terdapat di hutan adat Lekuk 50 Tumbi.

Namun, tanaman ini bisa dibudidayakan. Kantong Semar yang biasa dijadikan bahan kuliner ini biasanya yang berjenis Nephentes ampullaria, dengan bentuk seperti termos, batangnya berwarna coklat, daunnya berwarna hijau, warna kantong ada yang hijau polos, dan merah tua.

Kantong tanaman ini digunakan untuk menjebak mangsa seperti serangga dan hewan kecil. Untuk diketahui, Kantong Semar adalah tanaman karnivora, yang memakan serangga untuk memenuhi kebutuhan nitrogennya.

Kuliner ini tidak tersedia atau pun dijual di pasaran, melainkan  hanya tersedia pada acara adat atau Kenduri Sko di daerah Lempur. Itu pun hanya setahun sekali, dan sangat jarang disajikan di pesta pernikahan.

Duh, jadi ngiler kalau mengingat enaknya lemang Kancung Beruk ini. Apalagi bila disantap panas-panas.

Dipersembahkan dalam rangka menyambut HUT ke-62 Kabupaten Kerinci (10 Nov 1958 - 10 Nov 2020). Dirgahayu Kabupaten Kerinci.

Dianggit oleh Fatmi Sunarya, 06 November 2020, untuk Inspirasiana. (Ed: TT)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun