Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ada 3 Dampak Jasa Kerja Joki bagi Kualitas Pendidikan

15 Februari 2023   19:13 Diperbarui: 16 Februari 2023   15:45 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menolong tanpa melibatkan para mahasiswa itu sendiri sebenarnya tidak menolong mahasiswa untuk menjadi kreatif berpikir. 

Pertanyaannya, mungkinkah jasa Joki itu perlu diakui dan diatur dalam kerangka pendampingan menulis karya ilmiah dengan melibatkan proses-proses penting seperti layaknya seorang dosen pembimbing?

Apakah Joki yang selama ini aktif menerima jasa mereka dari mahasiswa mau masuk ke dalam sistem itu? 

Tentu saja berat bagi Joki, lebih mudah bagi para Joki tentu saja adalah mereka mengerjakan sendiri dan memberikan pekerjaan yang sudah jadi kepada mahasiswa.

Cuma hal yang perlu menjadi bahan refleksi para Joki kita tentu saja soal tanggung jawab moral untuk mendukung pendidikan anak bangsa ini.

Mendukung proses pendidikan anak bangsa ini tidak berarti sama dengan menolong mahasiswa tanpa mereka sendiri terlibat berpikir.

Atau menulis sebuah karya ilmiah dari hasil pikiran dan telaah pustaka oleh Joki dan memberikannya kepada mahasiswa untuk belajar dan mempertanggungjawabkan seakan-akan itu karya ilmiah pribadi mahasiswa bersangkutan.

Jasa Joki memang punya sisi ganda

Pertama, di satu sisi menolong mahasiswa supaya tidak mengecewakan orang tua mereka. Namun, pada sisi yang lain, hasil kerja mereka tidak punya kualitas yang berasal dari isi otak dan kreativitas mereka sendiri.

Kedua, apa artinya jasa Joki yang menolong? Itu harus dipertanyakan, jasa yang menolong, tapi sekaligus membunuh daya inovatif dan kreativitas mahasiswa.

Kalau memang dampaknya buruk seperti itu, maka sebenarnya pemerintah perlu buka mata untuk melihat kenyataan itu dan mencari solusi yang tepat supaya kualitas pendidikan itu tidak dibohongi oleh kerakusan para Joki, yang semata-mata hanya mengejar uang, tanpa mempertimbangkan dampak bagi mahasiswa itu sendiri dan masa depannya.

Ya, Joki dalam tindakannya, sebenarnya telah membiarkan mahasiswa itu nyaman dengan ketidaksanggupannya yang sebenarnya masih punya peluang, jika ada motivasi untuk berjuang sendiri.

Objektivitas dalam proses pendidikan itu memang sulit, tetapi melaluinya orang dibentuk untuk menjadi kreatif, inovatif dan mempunyai kemandirian cara berpikir.

Salam berbagi, ino, 15.02.2023.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun