Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ende Sare, Paradoks Logo Kabupaten Ende dan Kenyataannya

14 Desember 2022   16:29 Diperbarui: 14 Desember 2022   16:40 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak heran, oleh karena hilangnya kesadaran perlindungan itu, maka di wilayah kabupaten Ende kerap terjadi demonstrasi karena aparat negara di sana berurusan dengan pemilik tanah suku. 

Fungsi pohon beringin sebagai simbol dari keteduhan, hijau penuh harapan itu benar-benar belum disadari atau masih suram. Sejauhmana pemerintah dan aparat pemerintah menjadi pelindung masyarakat?

2. Padi dan kapas

Langsung keanehan itu begitu jelas terlihat: di mana ada perkebunan kapas di Kabupaten Ende? Tidak ada nyatanya, kalau ada pun, mungkin tidak berskala massal sebagai fokus dari pertanian di sana.

Kalau padi ya memang benar, di sana masih banyak petani yang menanam pagi, tetapi seberapa besar kepedulian pemerintah daerah kepada petani padi. 

Rupanya masih perlu menjadi bahan refleksi lanjutannya. Dari kenyataan itu, saya mengusulkan bahwa kapas itu bisa diganti dengan jagung dan umbi-umbian. 

Di sana memang banyak tumbuh di hutan itu umbi-umbian, yang jika diperhatikan secara serius melalui program pemerintah daerah, maka produktivitas pangan lokal Kabupaten Ende akan meningkat dan sudah pasti akan meningkatkan ekonomi masyarakatnya.

Memang logo itu sudah menggambarkan skala prioritas pemerintah Kabupaten Ende, sektor pertanian itu bukanlah sektor utama yang ada di sana, kalau dibandingkan dengan sektor pariwisata.

Mungkin perlu diubah, kenyataan umum menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakatnya hidup dari pertanian dan bukan dari pariwisata. 

Ada banyak sekali desa-desa yang masih masuk ke dalam kategori desa tertinggal dan semuanya mengandalkan pertanian sebagai sumber hidup mereka.

Mengapa pariwisata mesti ditempatkan di tengah dari logo itu sendiri? Sudah saatnya logo Kabupaten Ende diperbaharui sehingga bisa mengubah arah dan program pemerintah daerah Ende.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun