Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Key Figures dan Edukasi Politik ala Jokowi

1 Desember 2022   15:08 Diperbarui: 1 Desember 2022   15:25 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Key figures dan edukasi politik ala Jokowi | Ilustrasi diambil dari pinteres.at

Nalar waras itu harus dikaji kesesuaian antara penampilan fisik dan kenyataan rekam jejak pemimpin. Misalnya saja, jika Jokowi mengatakan, "jika pria itu rambutnya putih, maka dia pantas jadi pemimpin."

Di zaman kita, ada banyak sekali orang yang usianya masih mudah seperti 28 tahun tapi rambutnya sudah putih. Jadi, apakah kode itu benar dan bisa dipertanggungjawabkan?

Saya kira tidak. Saya hanya bisa mengatakan bahwa rambut putih dan dahi kerut itu adalah karakter dari tokoh kunci yang bijaksana. Carilah orang yang bijaksana yang bakal menjadi presiden nanti, jadi bukan sekedar dia punya rambut putih dan dahinya mengkerut.

Apa ciri-ciri kebijaksanaan, ya tentu saja orang bisa melihatnya melalui pilihan kebijakan, apakah orang itu menghalalkan cara untuk mencapai tujuannya? Apakah ia mengutamakan yang satu dan tanpa mengabaikan yang lainnya? 

Apakah orang itu lebih mencari popularitasnya daripada pengabdian yang nyata untuk rakyat? Hanya rakyat Indonesia sendiri yang akan menilai dan menentukan itu.

Nah, dalam hal ini orang tidak boleh lupa bahwa key figures itu berkaitan dengan kebijakan intelektual (intellectual virtue ) di sana. Hal ini karena, orang tidak bisa menjadi bijaksana kalau tidak punya kebijakan intelektual dalam membedakan sesuatu. 

Saya jadi ingat ucapan dari Sosa seperti ini, "a quality bound to help maximize one's surplus of truth over error" atau kualitas yang terikat untuk membantu memaksimalkan surplus kebenaran seseorang atas kesalahan." 

Figur kunci pemimpin itu bukan berarti bahwa dia tidak punya kesalahan, tetapi hal yang penting adalah dalam dirinya punya kualitas kepribadian yang bisa diandalkan sehingga bisa memaksimalkan kebenaran.

2. Edukasi politik ala Jokowi

Gegap gempita temu relawan Jokowi di Gelora Bung Karno (GBK) itu tidak boleh sekedar soal banyaknya massa pendukung Jokowi, tetapi juga secara tidak langsung Jokowi mengajarkan kepada relawan pendukung untuk masuk dalam satu gelora edukasi yang mempengaruhi Indonesia.

Indonesia memang membutuhkan bukan saja gelora edukasi, tetapi juga gairah edukasi politik yang melibatkan bukan saja cuma soal rasa, tapi rasio cara pikir masuk akal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun