Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat Hubungan Antara Cerita Mistis, Kebudayaan dan Pengakuan Sosial-Spiritual

30 Oktober 2021   04:19 Diperbarui: 30 Oktober 2021   04:37 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan cerita mistis, kebudayaan dan pengakuan sosila-spiritual | Dokumen dari riauonline.co.id

Pada saat itu, sebetulnya orang bisa bertanya tentang banyak hal, seperti ketidakpuasannya selama hidup, tentang apa harapannya, bahkan sampai pada hal unik lainnya, seperti di mana orang yang baru saja meninggal mau dimakamkan.

Maklum soal tempat pemakanan itu bagi orang Flores umumnya sangat penting. Letak pemakaman diyakini juga sebagai simbol dari kedekatan dan jasa seseorang. Ada kesan bahwa semakin seseorang itu berpengaruh di masyarakat, maka makamnya semakin dekat dari rumah atau semakin dibuat lebih baik dan bagus di tempat pemakaman.

Jadi, cerita dan pengalaman mistis itu bisa menjadi sarana komunikasi antara dunia nyata dengan apa yang melampaui alam kesadaran manusia atau "dunia seberang." Cerita mistis seperti itu sebenarnya ada kaitannya dengan keyakinan budaya masyarakat tradisional tentang hubungan orang hidup dengan orang yang sudah meninggal dunia.

Cerita mistis itu tidak akan berakhir sejauh masyarakat itu sendiri tetap punya keyakinan bahwa arwah masih punya cara untuk mengkomunikasikan diri mereka pada orang-orang hidup.

Apalagi ketika budaya dan kepercayaan masyarakat pada roh-roh dan arwah-arwah itu masih ada, maka cerita mistis itu tetap saja ada dan berkembang di masyarakat.

Apakah fenomena mistis itu sebagai jalan untuk pembenaran dan pengakuan sosial?

Terkadang  begitu sulit memberikan jawaban secara pasti terkait hubungan cerita mistis dengan pembenaran dan pengakuan secara sosial. Akan tetapi, itulah kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat yang berbudaya dan menganut adat istiadat masih secara kental dan kuat. 

Saya akhirnya ingat cerita tentang kematian seorang Profesor asal Maumere, Sikka dalam usia 81 tahun di Malang. Ia lama mengajar di sebuah universitas di kota Malang sampai tutup usianya. Pada hari meninggalnya, pohon tertinggi dan tertua di kampus itu juga tumbang.

Padahal malam itu tidak ada angin, tiada badai. Banyak tafsiran bermunculan waktu itu. Ada yang mengatakan bahwa pohon tertua di Universitas itu akhirnya juga ikut berduka bersama sang Profesor.

Tidak hanya itu, pada hari pemakamannya, datanglah seekor anjing putih ke kuburan tempat jenazah Profesor itu akan disemayamkan. Anjing itu mula-mula tidak dikenal. Semua orang yang hadir hanya melihat dan terheran-heran.

Mengapa anjing itu ada di samping makamnya? Anjing itu tertidur dan menunggu sampai upacara pemakaman itu selesai. Ia bahkan tidak peduli ada begitu banyak orang saat itu sedang mengelilinginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun